Renungan Tentang Bersyukur Atas Kebaikan TUHAN Dalam Segala Hal
Judul Renungan Untuk 4 Hari : Bersyukur Atas Kebaikan TUHAN Dalam Segala Hal
Selamat pagi, siang, sore, dan malam hari. Kambali lagi saya menuliskan untuk Anda renungan harian untuk saat teduh selama 4 hari. Kali ini akan bertema Bersyukur. Renungan yang saya buat, berpusat pada Injil Yesus Kristus.
Jadi bersyukur yang dijelaskan di dalam setiap renungan, pasti akan memberikan kepada Anda pengertian tentang bersyukur atas dasar sifat-sifat Allah. Kita akan belajar pertama-tama, bagaimana kehidupan kita, yang dulunya ada di bawah murka Allah, tetapi Puji Tuhan kita yang di dalam Yesus menjadi umat kesayangan Allah. Baiklah kita bersyukur atas itu.
Selanjutnya kita bersyukur, karena damai sejahtera yang sangat-sangat besar Allah karuniakan kepada kita melalui Yesus Kristus. Roh Kudus yang menjadi jaminan bagian kita, inilah yang akan kita renungkan. Pada perenungan kali ini. Lalu kita bersyukur, bagaimana Allah memberikan makna baru di dalam pola pikir baru dan perasaan yang baru. Ini tentang kehidupan baru.
Setiap renungan dari hari pertama sampai hari ke tiga berdasarkan kitab Efesus. Lalu pada renungan hari ke empat berdasarkan kitab Mazmur Sebagai penutup. Selamat menikmati saat teduh.
Saya berdoa, kiranya setiap renungan yang saya tulis memberikan Anda pengertian tentang bagaimana Injil mempengaruhi setiap aspek kehidupan. Terutama hati dan pikiran yang dipehuhi damai sejahtera Kristus sehingga dimampukan untuk mengucap syukur senantiasa di dalam Kristus Amin.
Mazmur 107:1 (TB) Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bawasanya untuk selama-lamannya kasih setia-Nya.
Renungan Saat Teduh Untuk 4 Hari Tentang Bersyukur Atas Kebaikan TUHAN Dalam Segala Hal
Bersyukur atas berkat Rohani yang telah dikaruniakan
Saat Teduh Hari Pertama
Efesus 1:3 (TB) Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat Rohani di dalam sorga.
Saya belajar, hal yang sangat penting beberapa tahun terakhir, sejak tahun 2017. Yaitu tentang memuji dan memuliakan TUHAN atas dasar sifat-sifat-Nya. Dia Allah yang adil dan kasih. Ia baik dalam segela kesempurnaan-Nya. Ia tidak dapat, tidak mengasihi dan adil. Ini adalah dua sifat yang bertentangan, namun ada di dalam Allah kita, Ia sempurna.
Untuk dapat lebih dalam mengerti sifat tersebut yang pada akhirnya ada di dalam Yesus, dianugerahkan kepada kita, kita harus mengerti bahwa kita adalah orang berdosa yang mati di dalam dosa (Efesus 2:1-2). Sebelum kita percaya kepada Yesus, sebelum kita, dihidupkan di dalam Dia, sebelum kita ada di dalam Kristus. Kita ada di dalam kebinasaan, perbudakan dosa dan hidup yang berjalan di jalan binasa.
Allah yang kudus dan adil, membenci dosa. Murka Allah menyala-nyala bagaikan api yang siap membakar orang-orang berdosa. Kita ada di bawah murka Allah, kita ada di dalam kejatuhan yang teramat dalam. Kita begitu buruk, kecenderungan kita adalah melawan Allah dan rancangan-Nya.
Namun terpujilah Allah dan Bapa kita, di dalam Yesus Kristus telah memberikan berkat rohani yang melimpah-limpah. Hal-hal rohani berbicara tentang kedalaman diri kita, sesuatu yang tidak terlihat, ada di inti kehidupan yang kekal. Kehidupan yang memang diciptakan untuk kekekalan. Ini tentang Kristus yang menghidupkan inti hidup kita yang kekal. Yaitu kerohanian yang telah mati sejak dalam kandungan (Mazmur 51:7).
Yesus yang adalah Allah sejati dan manusia sejati, ia hadir ke dalam dunia, Ia merasakan haus, lapar, dan kesedihan manusia. Apa yang manusia rasakan Yesus rasakan, hanya saja Yesus tidak pernah berdosa, Ia Kudus, Ia mengarahkan bahkan memampukan, kita untuk dapat melawan tipu daya iblis (Matius 41:1-11). Ia menang atas cobaan, pada akhirnya pada Dia yang kudus. Ditimpakan semua hukuman dosa-dosa kita, dan oleh darah-Nya kita menerima berkat Rohani yang melimpah-limpah itu. Kita dihidupkan di dalam Dia.
Inilah berkat itu, Yesus telah menjadi penebus kita, Ia yang tidak berdosa menjadi dosa karena Anda dan saya. Kita harus mengerti bahwa semua kejahatan, kecenderungan hati dan kebejatan kita telah menjadi milik Yesus, artinya seolah-olah Yesus telah melakukan semua itu.
Sehingga ketika Yesus disalibkan Ia menjadi sangat berdosa, Ia yang diremukkan kerena pelanggaran kita, Dia yang menerima semua hal yang telah kita lakukan. Dialah yang menerima semua hukuman pemberontakan kita, inilah Injil itu, tentang apa yang Kristus kerjakan untuk kita, begitu sempurna. Atas dasar inilah Kekristenan seharusnya setiap saat bersyukur, setiap saat memuliakan Allah dan setiap saat mengerti betapa kaya dan melimpahnya Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus (Efesus 7-10).
Sekarang bagaimana kita dapat bersyukur atas semua ini? Saya telah mengajak Anda merenungkan kekayaan kasih karunia yang adalah Yesus itu sendiri, tentang apa yang Ia kerjakan. Anda dapat merenungkan siapa Anda sekarang sebenarnya, jujurlah bahwa Anda dan saya pada dasarnya tidak layak untuk diselamatkan, kita berdosa, kita tidak benar.
Ketika kita dibawa untuk melepaskan kebenaran kita, kita diajak atau dikenakan kebenaran Yesus, sehingga kita merima damai sejahtera.
Kita sepatutnya bahkan sepantasnya bersyukur atas apa yang telah Allah kerjakan untuk kita, kita dibawa kembali kepada rancangan Allah menciptakan kita, yaitu untuk Dia, menikmati kemuliaan dan keindahan Dia dan memuji Dia hidup untuk Dia, karena Dialah tujuan kita sebenarnya.
Renungkanlah karya keselamatan ini setiap saat, dengan melihat betapa berdosanya diri Anda. Bersyukurlah atas kasih karunia yang besar ini, nikmatilah persekutuan yang intim bersama Dia yang telah menciptakan kita. Amin
Bersyukur karena Roh Kudus Jaminan Bagian Kita
Saat Teduh Hari Kedua
Efesus 1: 13-14 (TB) Di dalam Dia kamu juga – karena kamu telah mendengar Firman kebenaran, yaitu Injil Keselamatanmu – di daka Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimertaikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk menuji kemuliaan-Nya.
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan, sehingga Injil haruslah diberitakan terus menerus. Baik itu di dalam kotbah-kotabah dan tulisan rohani. Saya sangat-sangat yakin, satu-satunya cara agar seseorang dapat bertumbuh secara rohani, hanya dengan memperdengarkan ia Injil, merenungkan Injil, dan membaca Injil (Alkitab) setiap saat, dan Injil menjadi gaya hidup.
Artinya Injil haruslah menjadi cara pandang untuk menjalani kehidupan, bagaimana setiap tingkah laku, setiap visi, setiap cara pandang, dan setiap pelayanan. Semuanya berdasarkan Injil, terarah pada kemajuan pemberitaan Injil dan pertumbuhan rohani yang semakin mengerti dan berpenyerahan kepada Injil Yesus Kristus.
Inilah yang menjadi doa Paulus untuk jemaat di Efesus, ini juga doa saya secara prbadi untuk gereja Kristus hari-hari ini, ini juga doa pribadi saya untuk diri saya. Yaitu, Roh hikmat dan wahyu untuk dapat mengenal Yesus dengan benar, agar mata hati setiap Gereja, Anda dan saya terang dan mendapatkan pengertian yang teguh akan pengharapan yang ada di dalam panggilan-Nya.
Ini adalah panggilan untuk mengandalkan Kristus, berpenyerahan, yaitu percaya pada keselamatan yang dianugerahkan kepada kita, oleh karena Kristus telah menebus kita dari perbudakan dosa. Roh Kudus yang merupakan jaminan bagian kita, Pribadi ke-Tiga Allah Tritunggal, diberikan untuk bersama-sama kita, di dalam keselamatan yang dianugerahkan.
Damai sejahtera, penyertaan, dan kehidupan baru yang tidak sama seperti dunia berikan kepada Anda dan saya. Pemberian yang indah dan mulia, janji akan penyertaan yang sempurna dan sejati dari Allah kita, ketika kita ada di dalam Dia dan percaya dalam nama Yesus (Yohanes 14:27).
- Pertama, kita dapat bersyukur karena keselamatan kita bukan berdasarkan apa yang bisa kita lakukan untuk Allah.Tetapi berdasarkan apa yang telah Allah lakukan untuk kita melalui Kristus, oleh karena Roh Kudus dimeteraikan, tertempel dengan lekat yang berkuasa dan tidak bisa dilepaskan oleh apapun (Roma 8:35). Kita aman di dalam Dia, oleh karena Roh Kudus menyertai kita.
Penyertaan ini sempurna bagi kita, penyertaan inilah yang terus mengkotbahkan Injil untuk kita sehingga kita dapat ingat. Apa status kita, kita adalah anak-anak Allah. Ketika kita jatuh dalam dosa, Roh Kuduslah yang menginsapkan kita sehingga kita bertobat, Roh Kuduslah yang memberikan kekuatan, hati yang baru, cara berpikir yang baru dan kehidupan baru karena kita dilahirbarukan oleh Roh Kudus.
Cara pandang baru dan cita-cita yang baru adalah cara hidup yang sesuai dan selaras dengan Kristus. inilah perjuangan kita, untuk tetap mengerti dan tenang dan berpenyerahan kepada Roh Kudus dan penyertaan-Nya.
- Kedua, Kita bersyukur karena keselamatan inilah yang membawa kita untuk hidup menjadi bermoral, menjadi orang baik, mampu mengasihi, dan hidup menjadi berkat bagi sesama. Memberitakan Kristus.
Kita taat karena kita telah menerima hidup baru, diterima oleh Allah sebagaimana adanya kita sebagai pendosa besar. Ini adalah kehidupan yang bermakna, kehidupan yang baru dengan tujuan yang baru. Keselamatan di dalam Kristus adalah kehidupan yang benar-benar hidup untuk mengasihi Allah, puas dalam kasih Allah dan dimampukan untuk mengasihi sesama.
Kita ada di jalan untuk semakin serupa dengan Kristus, hidup memperjuangkan kekudusan dan mematikan kecenderungan berdosa dalam diri. Kita menerima kebebasan untuk memuliakan Allah, untuk bertobat, dan menyalibkan kedagingan, mati bersama Yesus setiap hari dan bangkit bersama-Nya setiap hari.
Kita sering gagal, kita lemah dan kalah, tetapi penyerahan kepada Kristus, kekuatan dan anugerah Kristus memberikan kita kekuatan untuk bangkit dan kembali dengan berani berperang melawan dosa dan hidup untuk memuji kemuliaan-Nya, karena untuk inilah kita hidup, hidup dalam kasih karunia. Amin.
Makna yang baru dan tujuan hidup yang baru
Saat Teduh Hari Ketiga
Efesus 2:10 (TB) karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya, Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Bersyukur atas berkat rohani yang Allah anugerahkan, yaitu Yesus Kristus. Dan Bersyukur karena Roh Kudus yang menjadi jaminan bagian kita, sampai kita memperoleh keseluruhan janji Allah, yaitu bertemu muka dengan Kristus.
Berikutnya, kita bersyukur atas kehidupan baru, tujuan dan makna hidup yang baru. Ketika Anda dan saya percaya kepada Kristus. Pada dasarnya kita memberikan kehidupan kita kepada Dia, jika tidak demikian.
Selayaknya pengajaran modern, Kekristenan yang dangkal, Kekristenan yang tidak berpusat pada Kristus, Kekristenan yang tidak memiliki Kristus tetapi Kekristenan yang durhaka yang menjadikan Kristus sebagai sarana untuk mendapatkan sesuatu, dari kesenangan janji-janji manis dunia yang fana.
Kita akan belajar melalui perenungan kali ini, 2 hal tentang kecenderungan kita, yang menjadikan kita tidak sadar bahkan buta rohani. Bahwa kita adalah buatan Allah, kita tidak sadar bahwa ada pekerjaan baik yang Allah persiapkan untuk kita, ketika kita menjadi milik Yesus.
1. Kecederungan tidak taat
Pertama kita memiliki kecenderungan untuk mengatur segala sesuatunya sendiri, kita tidak taat. Ini adalah natur kita, natur ini adalah natur yang enggan untuk taat kepada perintah Yesus. Saya ingin Kristus menyelamatkan saya, lalu saya berkata, "biarkan saya mengatur hidup saya, semau saya dan sesuai keinginan saya. Semua ini saya berikan untuk Tuhan."
Saudaraku, bagaimana mungkin seorang suami isteri dapat berjalan masing-masing lalu berkata aku mengasihimu. Bagaimana mungkin kedua pasangan saling menyenangkan tanpa adanya hubungan yang intim. Pembicaraan dari hati ke hari. Jika mereka terpisah lalu sang isteri berkata, "aku melakukan semua ini untukmu suamiku." "Ambilah yang aku berikan dan biarkan aku melakukan rencanaku."
Saya yakin, rumah tangga tersebut hanya bertahan satu bulan. Keselamatan di dalam Kekristenan adalah perjalanan yang beriringan. Anda tidak bisa terpisah dari Kristus dan rancangan-Nya. Anda harus bersama-sama dengan Dia, untuk lepas dari dari kecenderungan kita yang melacurkan diri kepada berhala-berhala di dunia ini.
Kita benar-benar dapat merasakan bahwa kasih Kristus benar dan nyata adanya. Diperlukan ketaatan, melakukan apa yang Kristus perintahkan, baiklah setiap perintah ini menjadi kesukaan kita sebagai mempelai wanita Kristus.
Bagaimana mungkin ada keselamatan, ada kepercayaan sedangkan Anda masih mempercayakan hidup Anda pada diri Anda sendiri. Taat pada kemauan hati dan pikiran yang sesat. Yang pada akhirnya adalah penyembahan berhala yang keji. Kita harus bertobat dari cara hidup kita yang lama.
Mengandalkan diri sendiri. Ini adalah akar dari segala dosa, sama seperti Adam dan Hawa yang tidak mau mempercayakan hidup mereka kepada perintah Allah, demikianlah kecederungan Anda dan saya yang tidak ingin taat pada perintah Allah.
Tidak peduli sebaik, sehebat, sebagus apa pun rancangan tersebut, jika tidak selaras dengan apa yang Kristus rencanakan. Rencana kita, apa yang kita kerjakan hanyalah jerani dan kayu yang mudah terbakar, ini adalah jalan menuju pada penderitaan tanpa penyertaan Allah, karena kita tidak menginginkan penyertaan itu.
2. Kecenderungan tidak mau berpenyerahan
Kedua, kita berkecenderungan untuk tidak perpenyerahan untuk aman dan diam di dalam kasih karunia Kristus. Kita lebih suka, hidup dalam ketaatan tetapi tidak mengandalkan Kristus samasekali. Dalam bagian ini sangatlah berbahaya, kita begitu mudah terjebak dalam kesombongan rohani, dengan mengatakan, “ketika seseorang tidak melakukan disiplin rohani seperti saya, dia tidak serohani saya.”
Maksud saya kita taat, tetapi tidak berpenyerahan, kita bisa melakukan rancangan Tuhan, kita taat kepada perntah Yesus. Kita puasa satu minggu 3 kali, kita berdoa satu hari 6 kali, kita ke gereja satu minggu 7 kali.
Kita membaca Alkitab berkali-kali, kita melaksanakan apa yang Alkitab perintahkan. Tetapi hidup kita masih menjadi milik kita, kita tidak pernah berpenyerahan kepada Ke-Tuhanan Yesus.
Artinya kekuatan sejati satu-satunya hanya dari Yesus, terutama dalam hal mengasihi Allah dan sesama. Tanpa penyerahan kita tidak akan melihat betapa kita berdosa dan kita tidak akan mudah untuk bisa mengasihi sesama kita yang kita lihat lebih buruk dari pada kita, kita menjadi hakim.
“Ketika seseorang tidak melulis renungan sebanyak saya, dia tidak serohani saya,” ini sangat berbahaya, lalu suatu ketika kita gagal. Kita tidak mampu, kita hampir menyerah, tragisnya ketika taat tanpa penyerahan diri. Kita akan menyalahkan diri sendiri, orang lain yang kita anggap menggagalkan kita atau kita menjadi seseorang munafik dengan segala kepalsuan kerohanian kita.
Kita menutup segala kegagalan kita, kita tidak mau kehidupan pribadi kita diketahui, kita hidup seolah-olah kita berhasil, 100% menyenangkan Allah. Tetapi realitanya kita ada di dalam lembah kemunafikan, tanpa penyerahan, kita masih mengandalkan kebenaran dan kekuatan sendiri untuk taat.
Pada dasarnya kita masih hidup dengan cara yang lama, hanya saja hidup yang sekarang kita lebih ke sisi agamawinya tetapi dengan tujuan yang sama, yaitu tentang saya dan kemuliaan saya. Pada dasarnya tidak taat dan tidak berpenyerahan sama berbahayanya.
Menjadi taat dan berpenyerahan
Anda mungkin bertanya, lalu yang mana dulu, taat lalu berpenyerahan. Atau berpenyerahan lalu taat. Maafkan saya, saya juga tidak tahu jawabannya. Karena saya tidak sedang mensistematiskan kedua definisi di taat dan berpenyerahan. Tetapi injinkan saya menjelaskan hal keduanya berdasarkan Efesus 2:10.
Kedua kecenderungan tidak taat dan tidak berpenyerahan, berlawanan dengan Efesus 2:10, untuk sampai pada rasa syukur yang mandalam akan pengertian ayat di atas. Rasa syukur dengan pengertian yang benar yaitu kebenaran yang berpusat pada Kristus Sang Kebenaran.
Kita harus melihat secara serius kedalaman hati kita, cara hidup kita, ketika kita ada di dalam Kristus, kita diselamatkan oleh iman kepada Yesus, iman kepada Yesus memiliki arti yang tidak bisa diganggu ataupun diubah. Percaya kepada Yesus artinya, berpenyerahan kepada Yesus, taat kepada Yesus, dan menjadi milik Yesus. Ingatlah bahwa kita ini buatan Allah, untuk hidup di dalam Yesus.
Ketika kita memahami ini, ini adalah pemahaman yang benar dalam Kekristenan, pemahaman yang memabawa kita mati bersama Yesus untuk berserah kepada Yesus. Mendapatkan makna yang baru dan tujuan hidup yang baru. Baik itu percaya, berpenyerahan, taat, yang semuanya adalah iman kepada Ke-Tuhanan Yesus. Semuanya tidak dapat dipisahkan. Karena semuanya adalah satu, jika ada satu hal saja kita abaikan. Maka kita menjadi Kristen palsu yang memuliakan diri sendiri tidak berpusat pada Yesus.
Kehidupan Anda dan saya, bermakna ketika kita melakukan pekerjaan baik, yang disiapkan oleh Allah bagi kita, kita harus sadar bahwa untuk pekerjaan baik inilah kita ditebus dan diciptakan (Efesus 1:4-6). Pekerjaan baik itu adalah membawa kemuliaan Allah kepada bangsa-bangsa, di manakah kemuliaan itu? Ia ada di dalam Injil Yesus Kristus.
Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap akal budimu dan hatimu seperti dirimu sendiri. Demikialah kamu juga harus mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Inilah pekerjaan baik itu/perbuatan baik itu, mengasihi sesama untuk membawakan mereka Injil Yesus Kristus.
Pertama-tama Anda harus menikmati Kristus dan bersyukur atas semua kemuliaan dan keindahan yang Dia berikan atas hidup. Anda puas dengan itu, Anda bersukacita di dalam Dia walau dalam penderitaan yang paling menyakitkan. Kta memerlukan ketaatan dan berpenyerahan pada kuasa Allah untuk terus menikamati Kristus. Iman hanya pada Kristus, kebenaran-Nya.
Semua itu terjadi karena sukacita Roh Kudus yang menjadi bagian Anda dan saya, inilah yang harus kita nikmati, sukacita, damai sejahtera dari Tuhan kita Yesus Kristus. Ini berkaitan erat dengan gaya hidup yang mengkotbahkan Injil setiap hari kepada diri sendiri. Untuk bisa mengkotbahkan Injil, kita harus taat pada Alkitab, bahwa Alkitab tentang Allah yang mengaruniakan Kristus untuk menyelamatkan kita dari perbudakan dosa.
Selanjutnya kita akan dibawa dalam pehamanan yang mendalam tentang kasih, hati kita disentuh oleh kasih Yesus, kasih yang mengasihi pribadi, jiwa manusia yang tersesat. Anda dan saya yang ada di dalam Yesus, ada di jalan kemuliaan, jalan terang di tengah kegelapan dunia.
Terang inilah yang harus kita pancarkan kepada sesama kita, bukan terang kita tetapi terang Injil Yesus Kristus. Inilah pekerjaan baik yang Allah persiapkan untuk kita, membawa saudara kita ke dalam persekutuan yang indah, murni dan sejati di dalam kasih Allah yang kekal.
Anda akan sangat bersukacita karena kebenaran ini, karena makna ini adalah ketundukkan pada rancangan Allah akan Injil yang harus diberitakan dan menjadi gaya hidup.
Barulah Anda akan menemukan makna sejati dari ucapan syukur, bersyukur yang tidak berpusat pada apa yang Yesus berikan, tetapi ucapan syukur atas diri-Nya yang Ia berikan bagi kita untuk keselamatan kita, tujuan baru di dalam Injil dan makna sejati bagi kemuliaan Allah. Mungkin Anda sekarang bertanya, bagaimana penerapan praktisnya bagi saya?
Untuk perenungan yang terakhir ini, saya membagikan kepada Anda, setidaknya 2 poin untuk sampai pada makna dan tujuan itu; mari kita renungkan dan laksanakan;
1. Menerima kasih karunia itu, setiap hari
Efesus 3:7 (TB) Dari Injil itu aku telah menjadi pelayan menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pekerjaan kuasa-Nya.
Perlu kemutlakan dari diri kita untuk tetap berpenyerahan pada poin ke dua saya jelaskan tentang doa. Lalu taat pada Firman Allah di Alkitab. Iman kepada Yesus percaya bahwa ketika kita ada di dalam rancangan-Nya. Ia yang akan menyertai kita.
Mengapa saya menuliskan setiap hari? Karena setiap saat kita akan selalu lupa bahwa kita adalah Anak Allah telah ditebus dengan darah yang mahal. Setan selalu berkotbah kepada kita, mengacaukan fokus kita dan melaksanakan tipu dayanya. Sehingga kita lupa, bahwa kita pelayanan Kristus yang mendapatkan karunia.
Inilah yang bisa kita lakukan, yaitu menyerahkan diri kita pada kasih karunia, dan taat pada pada tuntunan kasih karunia. Tidak enak ya, tidak nyaman ya, karena kita berjalan pada kematian dosa, keinginan daging kita ditekan, kecenderungan kita yang suka seenaknya dirusak bahkan dicabik-cabik oleh kasih karunia.
Penyerahan pada kasih yang sejati, kasih kekal dan membawa keselamatan kekal. Bukan hanya untuk kita, suatu kesukaan dan ucapan syukur dan puji-pujian ketika kita dimampukan membawa jiwa yang bertobat dan membawa mereka kepada kedewasaan rohani di hadapan Kristus. Roh Kudus memampukan kita.
2. Berdoa untuk yang utama
Efesus 3:16-17 (TB) Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.
Saudaraku jangan bodoh, berhentilah berdoa untuk hal-hal yang sia-sia, doa-doa untuk kenikmatan dunia. Berkat jasmani yang akan habis dan tidak memberikan kepuasan kekal, semua itu penting tetapi bukan fokus utama. Berdoalah untuk penyerahan diri kepada Allah, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu. Baik di bumi dan di sorga.
Berdoalah untuk pertumbuhan iman kita di dalam Kristus, untuk menikmati Dia. Setiap saat kita harus terhubung dengan Yesus. Di dalam doa-doa kita yang tidak kita ucapkan. Ambilah waktu berdiam, saat Anda bersekolah, bekerja, kuliah, dan aktifitas lainnya. Berdoa, berdoa dan berdoa untuk kehidupan yang semakin teguh di dalam Dia, menyangkal diri, memikul salib Anda yang ringan itu di dalam Dia (Matius 11:28-30).
Berdoalah untuk pertumbuhan iman sahabat-sahabat, keluarga, kekasih, orang terdekat, bahkan pendeta Anda. Inilah yang terpenting.
Kita dapat bersyukur karena makna dan tujuan yang baru ini, memuaskan dan membawa pada kehidupan yang bertobat setiap hari dan memandang dan menginginkan Yesus saja untuk melayani Dia sampai napas ini tidak berhembus lagi. Amin
Bersykurlah Kepada TUHAN
Saat teduh hari keEmpat
Mazmur 107:1, Mazmur 118:1, Mazmur 118:29, Mazmur 136:1 (TB) Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Saudaraku, bersyukurlah atas kebaikan TUHAN, untuk selama-lamanya Ia tetap baik dan penuh kasih. Tidak selamanya Ia mendenam, tidak selamanya Ia murka. Kasihnya Ia nyatakan di dalam Kristus, salib adalah bukti dari semua kasih setia dari janji-janji yang Ia sampaikan di Perjanjian Lama.
Ini tentang pengharapan kekal yang Ia rencanakan. Untuk kita bertobat dengan pertobatan sejati. Saya akan terus mengabarkan ini, yaitu Injil, pusat dari rasa syukur yang sejati. Bersykurlah karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan kita.
- Pertama Injil memberikan kita berkat Rohani.
- Kedua Injil memberikan Roh Kudus yang menjadi bagian kita.
- Ketiga Injil memberikan kita makna dan tujuan hidup baru yang disertai dengan Roh Kudus di dalam berkat Rohani yang melimpah-limpah di dalam Dia sampai selama-lamanya. Bersyukurlah kepada TUHAN, pujilah Dia dan nikmatilah kemuliaan di dalam kemuliaan-Nya.
Pada akhirnya Efesus 5:20-21 Menyimpulkan semua renungan kita kali ini; "Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus."
Inilah hidup kita, tujuan kita yaitu Yesus Kristus. Tujuan hidup untuk taat, berpenyerahan dan menikmati persekutuan yang indah dalam Dia. Dari sinilah kita akan menemukan relasi kita dengan sesama dipulihkan dan kita kembali kepada rancangan awal kita diciptakan, yaitu pancaran gambar dan rupa Allah yang mulia. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Tentang Bersyukur Atas Kebaikan TUHAN Dalam Segala Hal"
Silahkan Berkomentar