Renungan Yakobus 1:12-15 Berbahagia Dalam Pencobaan
Judul Renungan: Berbahagia Dalam Pencobaan
Ayat Alkitab: Yakobus 1:12-15
Ketika membaca ayat 12, saya bertanya pada diri saya sendiri, bagaimana mungkin saya dapat bertahan di dalam pencobaan. Caranya seperti apa? Namun, ketika membaca dan memperhatikan dengan baik, saya mendapati perenungan yang indah yang saya bagikan melalui tulisan renungan seri Kitab Yakobus kali ini. Kita akan membahasnya di poin yang saya jabarkan.
Pada tulisan-tulisan saya sebelumnya, pada ayat-ayat sebelumnya kitab Yakobus. Saya telah menjelaskan bagaimana kehidupan pada masa di mana Yakobus menulis suratnya yaitu Kitab Yakobus. Adanya penganiayaan yang terjadi kepada jemaat Kristus, mereka yang tersebar dari Yerusalem.
Ini tentang kematian, tentang iman kepada Yesus yang berdampak pada terancamnya kehidupan mereka. Tetap ada penghiburan besar yang dapat kita renungkan ada pada ayat 1 ketika Yakobus membukan suratnya ini. Tentunya di balik kata-kata Yakobus di ayat 1, ada pesan tentang Injil Yesus Kristus.
Ia menyatakan bahwa ia adalah hamba Tuhan Yesus Kristus. Ini artinya pusat dari segala ketahanan terhadap pencobaan yang dimiliki yang dimaksudkan di ayat 12. Adalah Tuhan Yesus Kristus. Dia yang telah disalibkan, Dia yang diberitakan, Dia yang di mana saat itu pusat orang-orang Kristen beriman.
Saudaraku renungkan hal ini, ini sangatlah penting, dunia di mana Anda berada saat ini, ada dalam persoalan yang sama. Mungkin Anda dapat ke gereja tiap minggu, nyawa Anda tidak terancam hanya dengan meneriaki bahwa Anda orang Kristen. Tetapi menarik ketika melihat ayat 13, 14, dan 15. Inilah yang akan bersama-sama kita dalami, kita renungkan.
Mari kita baca, ayat yang menjadi dasar renungan kita kali ini, atau Anda yang saat ini sedang bersaat teduh. Baca perlahan, biarkan ayat ini, menggenangi kepala Anda dan meresapi pikiran Anda. renungkanlah dan nikmati, setiap poin yang juga saya jabarkan.
Yakobus 1:12-18 (TB)
12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.
14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Untuk belajar, mendapatkan alasan kuat, pengertian yang melimpah dalam pencobaan. Maka kita akan bersama-sama merenungkan dua kalimat berkut ini;
Pertama, permasalah yang berasal dari dalam dan dari luar diri manusia. Kedua, sukacita yang memberikan kekuatan dalam pencobaan. Ini bersangkutan erat dengan ayat 3 dan 4.
1. Pencobaan yang dimaksud
Ketika kembali ke ayat-ayat sebelumnya, kita dapat mengerti tentang bagaimana penerima surat Yakobus adalah orang-orang Kristen yang menerima pencobaan dari luar. Di mana mereka di kejar untuk dibunuh. Pencobaan ini, begitu menakutkan. Pecobaan semacam ini, begitu manusiawi jika mendorong mereka pada saat itu mempertanyakan apakah yang mereka alami saat itu berasal dari TUHAN atau bagaimana?
Saudaraku, ini adalah kita, bukankah kita begitu sering mempertanyakan, segala sesuatu yang terjadi dalam diri kita, di hadapan kita, dan sesuatu yang membuat kita tidak percaya mengapa hal itu bisa terjadi. Kita mempertanyakan segala sesuatu untuk memaknai, memuaskan, dan membuat kita bisa mengetahuinya.
Kita adalah manusia yang berpikir, bertindak dan ingin mengetahui. Seperti yang di jelaskan oleh Paul David Tripp dalam bukunya berjudul “Penderitaan” 47. “Kita tidak hidup secara mekanis/seperti mesin yang bergerak bila tidak rusak, bila rusak diam dan tidak pernah berharap untuk diperbaiki. Kita berpikir, bertanya-tanya, mengingini, merasa, merenung, bermimpi, menafsir, memandang, mengidam, memproyeksikan dan lain-lain. Kita hidup dari hati, hati kita seperti mata air yang meluap-luap, mempengaruhi kehidupan.”
Jika kita ambil contoh lain di Mazmur ada begitu banyak pasal-pasal, ayat-ayat yang menjelaskan bagaimana penulis bertanya-tanya tentang apa yang sedang Allah kerjakan. Bahkan keluhan, rasa sakit, desakan, dan permohonan ampun/pertobatan dengan jujur tertulis di kitab Mazmur. Di sana secara lengkap, memberikan gambaran nyata dari isi hati kita semua. Maka dari itu jika Anda bersedih, saya sarankan Anda untuk merenungkan kita Mazmur.
Salah satu contoh lain adalah kitab Ratapan, waw, ini adalah kitab yang jujur, indah dan memberikan kelegaan. Anda dan saya lemah dalam segala pencobaan, kita semua menderita dalam segala kejadian. Ada juga dapat merenungkan (Habakuk 1:1). Ada undangan untuk Anda dan saya kembali ke Alkitab, mengkotbahkan Injil kepada diri kita setiap saat.
Penderitaan, entah itu karena dosa, entah itu karena perbuatan orang lain dan banyak lagi. Tetapi marilah kita kembali kepada Alkitab, sebagai sumber di mana kita dapat melihat TUHAN, dengan mata iman kita untuk semakin mengenal Dia dan bersandar pada-Nya, terpenting kita semakin mengasihi Dia dalam segala pencobaan kita.
Selanjutnya kita masuk pada, penjelasan Yakobus tentang pencobaan yang menyakitkan, pencobaan yang menghasilkan penderitaan. Bukalah berasal dari Allah, sebab Allah tidak dapat dicobai ataupun mencobai. Ini adalah jawaban dari pertanyaan yang tentunya muncul di hati setiap jemaat pada saat itu dalam pencobaan/penderitaan yang mereka alami.
Jemaat pada waktu itu, tidak boleh mengkambinghitamkan Tuhan, seolah-olah setiap kejahatan di dunia karena Allah yang melakukannya. Tidak, Yakobus dengan tegas pada ayat 16 “jangan sesat.”
Saya memikirkan penjelasan Yakobus di ayat 14-15 untuk mendapatkan pengetahuan yang mendalam. Dan bagaimana saya dapat menjelaskan kepada Anda, bahwa pencobaan adalah hasil dari kemurnian diri manusia yang telah memberontak. Manusia yang telah menjadi tuhan atas dirinya masing-masing.
Setiap manusia memiliki keinginan yang jahat, di dalam hatinya. Manusia ingin selalu berkuasa atas dirinya sendiri dan manusia lainnya jika memungkinkan. Ketika hal ini menguasai manusia, maka kita dapat mengetahui, mengapa orang Kristen pada waktu itu diburu untuk dibunuh.
Karena mereka ingin berkuasa, ingin agama merekalah satu-satunya yang diakui, dianut, dan dipercayai. Pada dasarya agama mereka hanyalah sarana, alasan untuk menuruti keinginan yang jahat, sehingga berakibat pada kematian. Baik itu kematian orang Kristen secara jasmani pada masa itu, maupun kematian kekal para pembunuh pada masa itu.
Kita harus bisa mengerti, saya tidak hanya sedang menunjukkan kepada Anda di luar sana ada orang jahat. Bukan hanya kepada orang Yahudi yang pada waktu itu memburu orang Kristen untuk dibunuh.. Saya juga tidak hanya sedang memberitahukan Anda kecenderungan Di jalan ada preman, di gedung mewah ada koruptor; Di dalam penjara ada penjahat mematikan; Di kehidupan rumah tangga ada perselingkuhan, adanya KDRT; Di dalam masyarakat ada pelecahan terhadap Wanita; Tidak hanya ini yang menjadi penekanan saya untuk ayat 14-15. Memang semua ini jahat, tetapi saya ingin menyampaikan perenungan yang penting sehingga Anda memikirkannya.
Apa yang Yakobus sampaikan di ayat 14-15 adalah kecenderungan isi hati Anda dan saya, tidak bisa dielakkan kita adalah orang berdosa yang sama berdosanya dengan orang-orang yang ada di penjara. Saudaraku, pada dasarnya kita miskin, mati, sakit, dan rusak. Hati kita rusak, pikiran kita rusak, dan banyak hal di dalam diri kita pada dasarnya benar-benar rusak, akibat pemberontakan kita kepada Allah.
Yakobus menjelaskan, bahwa penderitaan, pencobaan adalah lahir dari diri manusia itu sendiri, dari keinginannya sendiri. Beberapa orang ingin kaya, maka melakukan banyak kecurangan untuk menjadi kaya. Kita menjadi sangat ramah dengan orang baru agar kita terlihat baik lalu mendapatkan pejian, padahal pada dasarnya kita sebaik itu. Beberapa orang berusaha untuk menjadi sesuatu yang berharga di hadapan atasannya agar menerima pujian.
Beberapa pengkotbah, merasa ia layak untuk menerima pujian dari jemaatnya karena ia telah dipakai secara luar biasa. Ia adalah hamba Tuhan yang luar biasa. Seorang anak teologi yang baru saja masuk kuliah, merasa ia harus menceritakan semua pengetahuannya agar ia di akui.
Ada beberapa orang mendesak orang lain untuk meminta maaf, karena ia merasa harga dirinya diinjak. Seorang ayah memaksakan keinginan dan cita-citanya kepada anaknya, sehingga potensi seorang anak mati, anak tersebut mati sebelum ia benar-benar mati. Beberapa orang tua merasa tersinggung ketika anak muda tidak berlaku hormat padanya. Semua ini adalah ciri hati manusia yang berpusat diri sendiri.
Saudaraku, akan ada ratusan halamanan bahkan jutaan halaman jika saya menuliskan setiap perbuatan jahat yang ada di hati kita. Yang pada akhirnya membuatkan penderitaan baik itu bagi diri kita sendiri dan orang lain. Setiap kecenderungan yang di mana kita ingin disembah dan dimuliakan karena kita ingin menjadi tuhan.
Saya memiliki kecenderungan untuk melawan setiap perintah, saya suka menunda saat mengerjakan tugas dari kampus, saya merasa semua itu tidak penting. Sehingga ketika saatnya mengumpulkan tugas tersebut saya sangat menderita.
Kita semua bergumul dengan dosa-dosa di dalam diri kita, kita semua lelah dan mengeluh karena itu. Saudaraku, Anda dan sayalah yang dimaksudkan Yakobus di ayat 14-15. Maka dari itu, kita membutuhkan kasih karunia,untuk menuntun kita pada pertobatan yang sejati, yaa bertobat dan memandang kepada salib Yesus Kristus.
2. Sukacita yang dimaksud
Poin ini bersangkutan erat dengan ayat 3-4, lalu bagaimana poin ini di ayat 12. Kita akan melihat relefansinya dengan Injil. Bagaiaman pada dasarnya poin ini sedang mengabarkan kepada Anda dan saya yang adalah pendosa besar yang memiliki kabar buru, bahwa upah dosa adalah kebinasaan kekal, terpisah dari kemuliaan yang menjadi kerinduan hati yang ingin selalu menyembah.
Yakobus menjelaskan, bahwa suatu kebahagiaan ketika seseorang bertahan di dalam pencobaan penderitaan apalagi itu karena ia mempertahankan imannya kepada Kristus. Ia akan menerima mahkota kehidupan yang Allah janjikan.
Saudaraku ini adalah kabar sukacita, untuk jemaat pada waktu itu, dalam konteks pelayanan, mempertahanka iman mereka. Mereka mengabarkan Injil dengan giat, mereka menerima pengharapan akan janji Tuhan. Tentang kehidupan kekal, dan mahkota kehidupan.
Namun, mari juga kita renungan alasan berikutnya yang tidak kalah penting, untuk tetap bersukacita di dalam pencobaan/penderitaan. Yaitu kasih kepada Kristus, ketika kasih Anda dan saya kepada Kristus besar, kita yang telah dimampukan untuk melihat juga kebesaran dari kasih Kristus di dalam Injil. Maka inilah alasan kuat kita juga pasti akan mampu untuk mengasihi.
Kasih kepada Kristus, tidak berdasarkan kasih kita yang rapuh, tetapi ini berdasarkan kasih Yesus yang telah disalibkan. Sangat penting untuk Anda dan saya merenungkan kasih ini, karunia, anugerah, dan kehidupan yang telah sangat menderita untuk menjadi sama dengan mansia.
Mulai dari kelahiran-Nya, Ia dilahirkan di kandang domba, lalu setelah diketahui bahwa seorang raja Yahudi telah lahir. Ia di bawa ke Mesir oleh ayah-Nya untuk terhindar dari kematian. Saudaraku untuk membaringkan kepalanya saja Ia tidak punya, Ia melakukan segala sesuatu yang benar, baik dan menjadi berkat.
Tetapi Ia dibenci, difitnah, dihindari orang, bahkan ketika Anda dan saya ada di sana kita pasti menggelengkan kepala kita terhadap Dia. Dengan rasa jijik ketika Ia telah menjadi hukuman orang-orang Romawi, Ia tidak menarik Ia sangat menderita.
Pada akhirnya Ia disalibkan, salib adalah hukuman yang paling memberikan penderitaan, di mana tubuh kedua tangan yang dipaku. Tangan itulah yang dipakai sebagai penopang tubuh yang terjatuh. Darah yang dengan deras mengalir dari tubuhnya.
Setiap luka yang dimasuki debi, sobekan tubuh yang terbuka lebar, tidak ada bius, tidak ada obat, yang ada hanya kengerian dan penderitaan secara jasmani. Ini terlihat dengan jelas, tetes darah, daging yang tercabik-cabik.
Rasa haus, tidak ada yang bisa dibanggakan di sana, yang ada hanya kesedihan dan penderitaan. Penderitaan ini adalah penderitaan kita, ini bukan soal penderitaan jasmani. Ada permasalah yang lebih besar sampai Kristus yang adalah Tuhan, rela memberikan diri-Nya. Inia adalah karya penebusan untuk membebaskan kita dari dosa, dosa yang mamatikan karena kita yang telah mati di dalam dosa.
Namun, oleh karena kematian Kristus, kita dimatikan atas dosa, namun hidup di dalam Kristus, Karena Kristus telah bangkit dari kematian. Saudaraku bukankah ini kabar sukacita, ketika Anda merenungkan kasih karunia Yesus, pada saat yang sama dosa ada di dalam diri Anda, Anda akan menyadari bahwa salib yang kita tanggung di dalam Kristus adalah salib yang ringan, salib yang memberikan sukacita, memberikan kekuatan.
Kita menerima Roh Kudus yang Kristus janjikan (Yohanes 14:27), ini adalah damai sejahtera Kristus yang dianugerahkan melalui Pribadi Tringgal yaitu Roh Kudus. Ia bersama-sama dengan kita, Dia untuk kita dan hidup beriringan dengan kita sehingga kita membenci dosa, betobat, dan hidup terus mengejar Kristus yang adalah pusat kehidupan.
Kita tahu sekarang bahwa di dalam pencobaan Yesus adalah Gembala yang baik (Mazmur 32); Dalam pencobaan dan kesesakan, kita tahu bahwa pencobaan biasa di mana Yesus melalui Roh Kudus memberikan kekuatan untuk kita bisa menanggungnya ( 1 Korintus 10:13); dan kita tahu sekarang Kristus turut bekerja untuk sesuatu yang baik, yaitu didikan untuk kita dan keselamatan bagi banyak orang (Roma 8:28). Kebenaran Firma Tuha tidak akan pernah gagal ( Roma 9:6).
Inilah Injil, Kristus telah menerima murka Allah yang kekal menggantikan kita, sehingga sukacita sejati di dalam salib pencobaan dunia. Membawa kita justru semakin mengasihi Kristus untuk semakin bersekutu dengan Dia setiap saat, setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan hingga tahun-tahun hidup kita berlalu. "Mahkota kehidupan bagi yang mengasihi Dia."
Air itu selalu memuaskan, Roti itu tidak pernah habis, Firma Alkitab selalu memuaskan, Injil selalu indah dan menyegarkan. Terimalah sukacita, kuatlah di dalam pencobaan, damai sejahtara kebahagiaan di dalam Injil di tengah kehidupan dunia yang jahat dan membenci Tuhan. Bertekunlah dalam doa, bacalah Alkitab, renungkan setiap saat yang ada di Alkitab dan teruslah bertumbuh. Roh Kudus memampukan kita semua. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Yakobus 1:12-15 Berbahagia Dalam Pencobaan"
Silahkan Berkomentar