Renungan Mazmur 6:5-8 Semangat Berpengharapan
MELIHAT KEHIIDUPAN DARI KACAMATA INJIL, SEHINGGA PEDERITAAN ADALAH DIDIKAN TERBAIK UNTUK MENYADARI BETAPA FANA KEHIDUPAN DAN BETAPA INDAHNYA KRISTUS DI DALAM KEKUDUSAN DAN KEMULIAAN-NYA |
Judul Renungan: Semangat Berpengharapan
Ayat Alkitab Mazmur 6:5-8
Mazmur 6:5-8 (TB) Kembalilah pula, TUHAN, luputkanlah jiwaku, selamatkanlah aku oleh karena kasih setia-Mu. Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati? Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku. Mataku mengidap karena sakit hati, rabun karena semua lawanku.
"Kehidupan yang penuh dan melimpah tidak ditentukan oleh kesehatan tubuh, bukan oleh situasi, bukan karena melihat pekerjaan Tuhan berhasil melalui kita, melainkan dalam pemahaman yang sempurna akan Allah dan kesatuan dengan-Nya." ~ Oswald Chambers (1874-1917)
Pengharapan yang hilang, sudah pasti akan menghancurkan, semangat yang patah itu mengeringkan tulang. Hati yang gembira adalah obat Anda, sehingga tidak jarang orang-orang percaya tidak sedang hidup dalam realita, seolah-olah Kekristenan dan Tuhannya orang Kristen membenci kegagalan, kesedihan, penderitaan, keluhan, dan lemahnya iman di masa kelam.
Saudaraku ini kesesatan, ketika Anda dipaksa untuk bergembira sedangkan perasaan Anda sedang sedih dan hancur. Dan itu tetap didasarkan pada perasaan Anda, ini kacau dan ini tidak Alkitabiah. Anda harus mengerti bahwa kitab Mazmur ada, untuk menunjukkan kepada kita, bahwa kita memiliki Allah yang pengertian, Ia Imanuel beserta kita, Ia menguduskan kita untuk sebuah pengharapan yang sejati di dalam Dia.
Inilah yang Daud mengerti ketika dalam pergumulan yang berat. Di dalam lembah air mati, dunia yang telah jatuh dalam dosa dan sakit penyakit yang menimpa kehidupan. Dan ketika Anda membaca kitab Mazmur setiap nyayian permohonan dan keluhan, yang Daud tulis. Merupakan kejujuran dari hati yang terluka, keluhan yang merana, rasa sakit yang tak terhingga dan musuh yang selalu siap membinasakannya. Sehingga ia ada dalam ketakutan.
Ini semua mewakilkan isi hati Anda dan saya pada dasarnya, ini semua menunjukkan kepada kita betapa kita harus jujur tentang apa yang kita rasakan. Tentunya kejujuran ini kita ungkapkan di hadapan Tuhan yang berkuasa. Semua itu dapat kita bawa ke hadapan Allah yang perkasa, Allah yang berbelaskasih, Allah yang mendidik, Allah yang menguduskan dan Allah yang mengeluarkan kita dari rasa cinta terhadap dosa.
Saya akan membawa Anda merenungkan 3 poin, di poin pertama saya menjelaskan ayat 6-8 tentang keluhan dan pergumulan Daud. Pada poin yang kedua kita akan masuk pada Teologi pengharapan kita, pengharapan Kristen yang menjadi dasar kuat iman kepercayaan, ketaatan dan penyerahan diri. Selamat menikmati dan selamat merenungkan. Lalu di dalam Injil ada undangan yang mendesak untuk hidup mengandalkan Tuhan, bersujud, berlutut di bawah kaki salib Yesus.
Renungan Mazmur 6:5-8 Saat Teduh Tentang Semangat Berpengharapan
1. Keluhan dan pergumulan
Kita berada di dunia yang tetap sama, ketika Anda tertidur dan membukakan mata Anda, dunia ini tetaplah dunia yang telah jatuh. Dan kehidupan orang-orang yang ada di sekitar Anda adalah orang-orang yang rapuh, orang yang mengalami kesedihan dan kesepian yang sama. Karena kita semua telah kehilangan kemuliaan Allah.
Inilah yang Daud rasakan, ketika Anda merenungkan dari ayat 1-4, Anda akan melihat Mazmur ini dimulai dengan pertobatan. Kesadaran akan dosa, lalu dilanjutkan dengan keluhan sakit penyakit. Semua ini memiliki akar yang sama yaitu dosa, manusia yang telah memberontak/melawan Allah, tidak percaya kepada kuasa Allah, dan tidak mau menyembah Allah yang benar.
Sebab semua manusia pada dasarnya ada di dalam lembah kematian yang mengerikan, lembah dosa yang adalah kematian. Di mana semua kita mati di dalam dosa-dosa kita; pelanggaran kita, pemberontakan kita; kebejatan kita.
Segala hal yang salah di sekitar kita hanya kejadian kecil yang terlihat yang diakibatkan hati kita yang berkecambuk akibat dari semua dosa yang menjadi kesayangan setiap manusia. Bahkan Anda, bahkan saya.
“Sebab dalam maut tidak ada manusia yang ingat kepada Allah,” kata Daud di dalam Mazmur ini, ia menyadari. Ketika ia di dalam dosa yang upahnya adalah maut. Yang ada hanyalah kesakitan, penderitaan, penghujatan, dan tidak bisa melihat untuk terkagum pada kemuliaan Allah.
Tidak ada rasa syukur di dalam kematian, semua manusia benar-benar di dalam keluhan yang sama. Dalam dunia tanpa henti mendorong setiap kita untuk kembali kepada debu tanah. Di dalam dosa-dosa pengandalan diri sendiri. Kita bersyukur kepada diri kita, pada saat yang lain kita menyalahkan diri kita.
Diri yang seringkali lemah lesu ini, air mata setiap hari bercucuran dari wajah setiap manusia. Tidak ada yang baik, saya ingin Anda memikirkan bahkan sampai bergentar untuk memikirkan semua ini! Bahwa tidak ada kebaikan sejati yang dapat Anda terima dari dunia Anda sekarang ini, dari semua perjalanan yang melelahkan dan kekosongan yang teramat sangat dirasakan jiwa dan kehidupan.
Inilah gambaran kehidupan yang Daud berikan kepada Anda dan saya, ini sangat realistis, bukan imajinasi kosong yang berkata, “semuanya, baik-baik saja.” Tidak kita semua ada dalam lembah penderitaan yang sama dengan kapasitas dan kejadian yang berbeda.
Jika kehidupan Anda sekarang baik-baik saja, saya bukannya mendoakan. Kesengsaraan, penderitaan pasti akan datang ke hadapan Anda dan memberikan sesuatu yang baru bagi kehidupan Anda.
Namun lebih dari semua penderitaan fana, ada murka kekal dari Allah, ada kemarahan yang mengerikan dan pecemburu, yang layak disembah, yang adil dan berkuasa dan siapakah yang dapat menghentikan Dia?
Inilah alasan kuat, di ayat 2, Daud berseru memohon pengampunan dari Dia. Tetapi Dia bukan musuh kita, ketika kita telah ditebus, Dia pengasih, berbelaskasihan kepada pendosa yang bertobat. Saudaraku di dalam dunia yang sinis, rusak, kasih yang rapuh, kefasikan, kemunafikan, dan keserakahan. Yang di mana semua dosa itu adalah kecenderungan kita, kita menderita akibat diri sendiri dan sekitar kita, masyarakat bahkan, dan keluarga kita, bahkan tidak jarang akan hadir kebencian yang mendalam. Ada panggilan pertobatan, untuk Kekristenan kita.
Mungkin sekarang Anda bertanya, saya adalah korban, bagaimana mungkin saya harus bertobat? Semua kita adalah korban saudaraku, korban dari dosa, ketidakudusan, keinginan mengendalikan keadaan, keterpusatan kepada diri sendiri.
Kematian sejak dalam kandungan ibu kita, ada melekat dan menjadi definisi hidup berdosa Anda. Tanpa menyadari betapa dalamnya pemberontakan kita kepada Allah, di dalam argument kita yang menyatakan kita adalah korban. Anda tetaplah pendosa itulah realitanya, karena Anda tidak pernah menyembah Allah, Anda dikandung di dalam dosa. kita semua harus bertobat.
Jadi sekarnag saudaraku, ada pengharapan bagi kita yang tertindas, bagi kita yang merasa korban di dalam dosa-dosa kita yang sebenarnya natur kita mencintai dosa, kita memelacurkan diri kepada dosa. Ada kabar baik, Anda siap mendengarkannya. Saya berdoa kiranya Injil ini dapat membukakan mata hati Anda, menghidupkan kerohanian yang ada di dalam kematian. Dan keselematan dinyatakan melalui Injil pada poin yang kedua yang saya jelaskan.
2. Semangat Pengharapan
Baiklah seruan permohonan hadir dari kedalaman hati kita, seperti yang ada di ayat 2, “Ya, TUHAN, janganlah menghukum aku dalam murka-Mu.” Karena begitu besar kasih Allah sehingga semua murka, kegeraman, kekejaman dari kepanasan murka kekal-Nya.
Semua dosa; hukuman dosa; kesalahan kita, timpakan kepada Kristus, Ia yang kudus dan sempurna dalam segala kebenaran, kekudusan dan kehendak Bapa secara sempurna Ia lakukan. Namun kehidupan-Nya adalah kehidupan yang menderita, menyedihkan, bahkan jika kita meliha Dia. Kita aka menggelengkan kepada dan menghakimi Dia. Padahal kehidupan-Nya, merasakan penderitaan kita. inilah kabar baik itu, kita tidak sendiri, kita tidak ditinggalkan.
Ketika kita dimampukan memilih, untuk percaya kepada Di. Yang telah datang mengetuk pintu hati kita, membukakan kebusukkan kita, dosa kita dan membawa kita mengakui bahwa tidak ada kebenaran di dalam diri kita, bahwa kita harus bertobat dan bersujud di bawah kaki salib Kristus saja.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh (Yesaya 53:5). Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kita telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan memelihara jiwamu (I Pertus 2:24-25).
Dosa kita adalah kematian, ini bukan hanya sekedar penyakit. Hanya melalui cerita indah Yesus Kristus. Dia yang menimpakan kepada kita kebenaran-Nya, kekudusan-Nya, kesetiaan-Nya. Inilah yang menghidupkan kita, membawa kita pada kehidupan yang baru dan sejati di dalam Dia Sang Penyelamat. Untuk kembali kepada penyembahan yang benar, untuk menyembah Allah, menikmati Allah dan hidup kudus di dalam Allah.
Kita dipanggil untuk kekudusan, inilah pengharapan kita, Yesus datang bukan memberikan kebahagiaan palsu. Bukan penderitaan tanpa sukacita, bukan penderitaan karena dosa. Kita pasti akan tetap mengalami kesusahan, penderitaan, menemukan orang-orang yan pasti akan membenci kita.
Bahkan dalam pelayanan yang memberitakan Injil, kapan saja kita disiapkan untuk mati mengenaskan. Namun dengan sukacita yang Kristus janjikan, bukan sukacita rapuh, tetapi sukacita Injil yang tidak sama dengan apa yang dunia berikan, dunia janjikan, dan dunia tawarkan.
Pengharapan ini ada di ayat 5, sebuah seruan permohonan akan kasih karunia Allah yang kudus. Kembalilah pula, TUHAN, luputkanlah jiwaku, selamatkanlah aku oleh kasi setia-Mu.” Kesetiaan Allah membawa kita untuk mampu di dalam lembah kelam sebab Dia gembala yang baik (Mazmur 23). Pencobaan yang kita alami adalah biasa yang tidak membiarkan kita mendapatkan pencobaan di luar kemampuan, kalaupun itu terjadi Dia beserta kita, Dia menguatkan kita (II Korintus 10:13).
Ada undangan untuk sebuah pertobatan, undangan mendesak untuk keselamatan jiwa, jiwa kekal yang diciptakan untuk Allah yang kekal. Jiwa yang dikuduskan untuk Allah yang kudus. Menyembah dan melayani Dia, dipuaskan di dalam Dia oleh darah Krstus kita dilayakkan. Datanglah kepada-Nya!
3. Undangan mendesak
Undangan ini adalah undangan pertobatan sejati, undangan yang membawa Anda pada pengharapan sejati di dalam Yesus. Untuk semakin mengasihi Kristus di dalam kesatuan iman dan tidak disesatkan (Efesus 4:13-16).
Pertobatan sejati akan membawa Anda pada rasa cinta pada apa yang Yesus cintai dan membenci yang Yesus benci di atas semua itu Yesus adalah pusat dari rasa cinta kekaguman dan cara pandang maupun cara hidup Anda. Disalibkan bersama Yesus mati bersama Yesus.
Pertobatan palsu akan membawa Anda pada pengertian agar saya diselamatkan, agar saya lebih baik, agar saya memiliki masa depan, agar saya dan agar saya. Ini sebenarnya keluar dari cara memberontak yang satu masuk ke cara pemberontakan yang lebih Agamawi sehingga berharap dengan iman yang besar Anda dapat membayar Tuhan "agar saya."
Saudaraku, kita semua ada dalam penderitaan yang sama, dalam lembah dunia yang telah jatuh di dalam dosa. kita harus menerima semua ini, menyadarinya dan melihat semuanya sebagai realitas kehdupan kita. Tetapi saya mengundang Anda, untuk hidup dalam pertobatan, untuk melihat kepada Kristus yang telah disalibkan.
Dia bukanlah penguasa yang tidak merasakan kelemahan kita, Dia bukanlah TUHAN yang berdiam diri sehingga Ia membiarkan ciptaan-Nya yang segambar dengan Dia dibinasakan dan terus menerus memberontak. “Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada pertatudan-peraturan-Ku dan melakukannya. Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.” Yehezkiel 36:27-28.
Ini adalah janji untuk sebuah pemberian indah dari Allah, yaitu Roh Kudus, yang akan membawa kita kepada iman yang sejati kepada Allah yang benar dan kudus. Berdoalah sehingga Roh Kudus menjadi kepunyaan Anda dan Anda benar-benar dipuaskan di dalam Kristus (Lukas 11:13). Penjelasan dari Andew Murray dalam bukunya “Power From On High,” "menekankan Bahwa doa untuk meminta Roh Kudus Roh Kudus merupakan bahan berpikir yang mendalam dan perenungan yang seharusnya setiap saat menjadi pusat dari apa yang kita renungkan.”
Mintalah Roh Kudus, penuhkan kehidupan Anda, sehinga Anda dipuaskan hanya di dalam Yesus, dari sinilah langkah awal Anda akan dimampukan untuk mengasihi sesama, untuk membawa sesama kepada Kristus. Inilah pengharapan kita, motivasi kita, cara pandang kita yaitu Injil Yesus Kristus. ketika kita mengerti betapa berdosanya diri kita, betapa tidak layaknya kita diselamatkan.
Kita adalah pendosa yang telah melawan Tuhan, tetapi pengharapan itu hadir dari pihak yang kita lawan. Dengan seruan yang sama kepada Adam dan Hawa, Ia sekarang melalui kasih karunia yang telah Kristus kerjakan di atas kayu salib memanggil Anda dan saya untuk datang kepada-Nya. Untuk hidup di dalam Dia dan bagi-Nya dan melayani Dia.
Baca Juga:
- Mazmur 6:1-4 tentang pergumulan kehidupan ini
- Renungan harian Kristen untuk 10 hari
- Renungan pemuda Kristen masa kini
Ada undangan untuk datang, ada undangan untuk memegang pengharapan itu, melepaskan ke-aku-an. Berhenti menjadi tuhan atas diri sendiri. Berhenti mengandalkan diri sendiri dan andalkan Tuhan, sembahlah Tuhan, dan kuduslah dalam kekudusan Kristus dan kejarlah kebajikan, keindahan dan kehidupan yang penuh harapan di dalam Injil Yesus Kristus. Inginkanlah Kristus.
Tuhan, apuni aku yang adalah pendosa, tolong aku dalam kegentaran aku di dunia ini. Tuhan kepada-Mulah aku meminta belaskasihan-Mu. Sehingga aku dikuduskan untuk aku dapat mengejar kehidupan yang kudus. Untuk melawan dosa, untuk melihat penderitaan sebagai kehidupan yang realistis dan melihat Engaku bekerja sehingga aku semakin mengenal Engkau, menginginkan Engkau, dan merindukan Engkau. Melayani Engkau dan menyenangkan Engkau di dalam ketidakmampuanku. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Mazmur 6:5-8 Semangat Berpengharapan"
Silahkan Berkomentar