Renungan Mazmur 23:5 TUHAN Melakukan BagianNYA
Jika dalam diri saya, saya tidak menemukan sebuah keinginan yang tidak bisa dipuaskan oleh pengalaman dalam dunia ini, maka penjelasan yang paling mungkin adalah saya diciptakan untuk dunia lain ~ C. S. Lewis |
Judul Renungan : TUHAN Melakukan Bagian-Nya
Ayat Alkitab Mazmur 23:5
Mazmur 23:5 (TB) Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Apa yang TUHAN lakukan, adalah bagian-Nya. Ini adalah cerita indah yang sejati dan seharusnya meresap dalam cara berpikir kita dan cara kita merasakan setiap persoalan hidup. Di dalam Kristus realitanya kita telah ditebus dengan darah yang mahal.
Pada dasarnya Mazmur 23, memberikan kepada kita satu pengertian yang utuh tentang bagaimana Allah memelihara kita, Ia yang melakukan bagian-Nya. Ini semua tentang Dia yang mulia dan setia, Ia yang kudus pengasih dan adil.
Dia Tidak pernah ingkar janji, TUHAN yang kita percayai di Alkitab Ia yang menyatakan diri-Nya sendiri, adalah Dia yang peduli pada kita, bukan tentang jasmani. Yang akan lenyap sejalan dengan kematian kita, bukan pada cita-cita kita akan masa depan yang baik, kaya, sehat, dan hidup yang menikmati kekayaan dunia.
TUHAN, penyertaan-Nya lebih tinggi, lebih berhikmat, lebih bijaksana, dan lebih indah. Ia ada untuk membawa kita pada pengertian kekekalan dan makna sejati. Dan hidup untuk mengerti bahwa diri kita yang kekal untuk menyembah Dia.
Neraka sejati adalah ketika Anda di dunia dan Anda tidak sedang menyembah TUHAN. Tetapi merindukan semua cita-cita untuk menikmati kehidupan yang sama dengan standar dunia. Dan tidak melayani Dia, tidak menyembah Dia dan tidak pernah benar-benar menginginkan TUHAN dan kesatuan visi dengan-Nya untuk melakukan tujuan mulia Kristus, yaitu keselamatan jiwa-jiwa.
Sebenarnya Anda sedang ada di neraka, saya harap Anda bertobat sebelum masuk neraka kekal. Kiranya Anda menerima cinta-Nya dan Anda benar-benar mencintai Dia Sang Gembala yang baik itu. Roh Kudus Kiranya membukakan kebenaran yang mendasar ini untuk Anda.
Saya menyatakan hal ini, karena pada dasarnya kecenderungan berdosa kita adalah menolak Allah yang kekal. Kita menolak untuk dikasihi secara Cuma-Cuma, karena kita melihat dosa kita sebagai sesuatu yang biasa. Kita merasa bahwa setiap penderitaan hanyalah penderitaan yang dapat kita atasi dengan cara kita sendiri.
Pola hidup semacam ini masih tertanam di dalam diri beberapa orang Kristen yang tidak pernah menginginkan Kristus, hati yang keras dan tidak mau memandang Sang Gembala. Untuk taat dan meninggalkan dosa demi Sang Gembala yang setia.
Kita akan belajar cara pandang berikutnya di dalam ayat 5 mazmur 23. Saya membagikan dalam 2 cara pandang, bagaimana Anda dan saya melihat kepada Allah yang melakukan bagian-Nya. Untuk memampukan Anda saya melakukan bagian kita yang sangat kecil itu. Mari kita baca dasar renungan kita;
1. TUHAN Sahabat yang menyediakan hidangan
Dari ayat 1 , Daud menggunakan kata TUHAN, ini mengacu pada Allah Yahwe, Allah yang berkuasa. TUHAN yang membawa Israel keluar dari Tanah mesir. Namun pada ayat ini, Daud menyebut TUHAN yang berkuasa itu dengan kata ganti orang kedua, di mana penulis dari Mazmur ini, sedang berbicara kepada TUHAN. Ia memberikan gambaran secara langsung ketika TUHAN ada di hadapannya. Dengan menyatakan atau menggambarkan perbuatan TUHAN. Di hadapan TUHAN.
Apa yang dapat kita pelajari dari sebutan Engkau yang Daud pakai, di sini kita dapat melihat relasi yang mendalam. Antara Sang Gembala/TUHAN dan Daud. Allah yang datang ke dunia, menyatakan diri-Nya adalah Gembala yang berlelasi dengan Domba-domba-Nya.
Ini dapat dengan jelas kita ketahui, di dalam Firman yang telah menjadi manusia. Tuhan yang kita percayai, bukanlah Dia yang hanya ingin dimuliakan, disembah lalu selesai. Tidak, Dia adalah TUHAN yang mengerti setiap kita, Ia tahu kedalaman diri kita, Dia adalah sahabat kita (Yohanes 10:11, Yohanes 15:15).
Kita bukan hanya domba-Nya. Tetapi sahabat Sang Gembala, artinya Ia sangat dekat, sangat intim, dan sangat mengasihi kita dalam kesetiaan-Nya.
Saudaraku, inilah inti dari Injil, Allah yang datang kepada manusia, untuk mengikat satu relasi yang dekat dan intim. Untuk kekudusan manusia yang telah mati di dalam dosa, maka Kristus disalibkan. Hanya oleh darah yang kudus itu, maka kita dilayakkan untuk sama seperti Daud. Memanggil Dia, “Engkau,” jadi di dalam Yesus, Yesus menyatakan bahwa kita adalah sahabat-sahabat-Nya.
Jika Yesus di pihak kita siapa lawan kita, Ia yang telah melakukan segala sesuatu yang baik untuk kebaikan kita, sehingga kita kembali pada tujuan kita yaitu menyembah Allah yang benar. Kita dapat berdiam diri bersama sahabat sejati kita, Dia adalah Allah itu sendiri, yang kita kenal sekarang yaitu Yesus Kristus.
Selanjutnya Daud menjelaskan Sahabat yang berkuasa itu, yaitu Gembala kita, memberikan kepada kita hidangan. Ini merupakan belas kasihan yang nyata-nyata. Bahkan semakin aneh dan tidak masuk akal. Hidangan yang disediakan ini, di hadapan para lawan Daud.
Pada masa itu, lawan artinya musuh perang, sehingga dapat dimengerti seperti ini, ketika dalam perperangan. Para prajurit diundang oleh sang Raja untuk beristirahat dan makan bersama-sama dengan hidangan yang telah disediakan raja. Di hadapan para lawan perang yang ada dan siap untuk menyerang.
Ada kuasa yang begitu besar dari Sang Raja, sehingga para musuh ini hanya berdiam diri ketika melihat Sang Raja menjamu para tentara-Nya atau sahabat-sahabat-Nya. Untuk makan bersama. Bukankah ini kabar baik untuk kita, tidakkah ini memberikan kita harapan baru untuk dengan benar memandang kepada Allah yang berkuasa.
Saudaraku ini adalah kabar yang sangat baik, kita dapat melihat satu realita yang nyata, yang juga sempat Daud tuliskan di Mazmur 2:4, di mana Allah mengolok-ongolok musuh-Nya. Ini artinya kita sedang berada di tangan Sang Pemilik kuasa, betapa beruntungnya kita yang berdosa, yang telah mati dan memberontak pada Dia. Menerima belas kasihan yang begitu rupa.
Kita dipanggil untuk menjadi Anak Allah, dipanggil untuk bercerai dari dunia. Masuk dalam penderitaan perang melawan dosa dan tidak lagi menikmati dosa. saudaraku, lawan Anda dan saya bukan hanya persoalan hidup, bukan hanya kemiskinan, bukan hanya kebodohan, bukan hanya penyakit. Lebih dari semua itu, ini adalah perperangan rohani.
Di mana kuasa kegelapan ingin orang-orang Kristen kembali kepadanya dan melakukan rancangannya yang melawan Allah. Namun puji Tuhan, dalam lelahnya kita yang ada di dalam dosa, penderitaan yang begitu rupa menimpa kita, dalam ketidakmampuan kita. Godaan dosa yang membuat semua yang logis tetapi melawan Allah sangat menggoda kita.
TUHAN, ingin kita berdiam diri dan menikmati hidangan dengan Dia, menikmati setiap saat teduh dan perenungan dengan Dia, menikmati setiap dosa yang tujuan-Nya adalah Dia. Ini sangat penting untuk dimengerti dan dialami setiap kita orang-orang percaya.
Hidangan itu adalah Injil, hidangan itu adalah Manna dari sorga yang tersedia, hindangan itu pada akhirnya adalah perjamuan pernikahan Anak Domba Allah.
Baiklah kita dalam segala kesusahan, dalam segala kelelahan, dalam segala kelemahan, iman yang goyang. Harapan yang mulai sirna, dan kehidupan yang membosankan. Kita mengarahkan pandangan kita pada salib, karena salib adalah satu-satunya harapan untuk kita yang telah berdosa sejak dalam kandungan. Di atas kayu saliblah, kita menerima pengampunan dosa, oleh tongkat Sang Gemabalah kita dituntun ke jalan kebenaran untuk menikmati kesegaran jiwa.
Pada akhirnya semua penderitaan, semua masalah, semua dosa, semua kekacauan dan kengerian yang ada di dunia hanyalah sementara. Di dalam Yesus, kita dapat merenungkan tentang penerimaan hidangan yang Yesus sediakan di akhir zaman nanti, kita sangat menyadari tidak ada yang kekal di dunia. Kita sadar semua penderitaan ini di lalui bersama Yesus yang telah menyediakan hidangan rohani. Yaitu Injil.
Pada poin berikutnya kita merenungkan bagaimana kita dapat menikmati hidangan itu yaitu Injil dan bagaimana urapan dari Allah adalah ketenangan yang menyegarkan dan menyejukkan di dalam Kristus tentunya.
Sehingga semua hal yang ada di sini adalah TUHAN yang melakukan bagian-Nya dan kita di bawa untuk menjadi bodoh seperti domba. Karena kekuatan orang percaya adalah kebodohan untuk tetap berserah dan percaya kepada Sang Gembala, sahabat kita, TUHAN kita.
2. TUHAN sahabat yang memberikan pengurapan
“Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak,” Gembala yang baik, tidak akan kekurangan; membaringkan; membimbing; Ia menyegarkan; Engkau besertaku; gada dan tongkat yang menghibur; Engkau menyediakan; Engkau mengurapi.
Semua kata kerja yang berimbuhan di sana, memiliki satu Subjek, yaitu TUHAN, Yahwe, menjadi pokok pembicaraan, inti dari apa yang sedang Daud ingin perkenalkan atau nyatakan dalam Nyayian Mazmurnya. Hakikat dari Mazmur Daud adalah tetang Allah yang melakukan segalanya secara sempurna.
Ini adalah pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan oleh kuasa manapun, manusia tidak dapat, dunia yang fana tidak dapat. Inilah Injil, di mana pada dasarnya bukan tentang apa yang Anda dan saya kerjakan dan lakukan. Karena apa yang lahir dari kita adalah dosa, kebusukkan dan kerusakan semata. Pemberontakan kepada Allah, penyembahan berhala dan kematian kekal pada akhirnya.
Tetapi, apa yang Allah telah lakukan, “Adam di manakah engkau.” “Abraham pergilah AKU akan menjadikan engkau bangsa yang besar,” pada akhirnya karena begitu besar kasih Allah, sehingga Firman manjadi manusia, Dia adalah Gembala itu yang Daud sampaikan kepada kita. Untuk membebaskan kita dari dosa.
Dialah Sahabat yang mengurapi kita, ketika kita tahu bahwa Allah yang bekerja, jika rancangan Allah untuk kita, dan kita di bawa oleh Dia. Di mampukan untuk taat dan berpenyerahan kepada-Nya. Maka tidak akan ada yang gagal.
Yesus adalaha Mesias, Dialah yang diurapi oleh Allah, jika Daud diurapi oleh Samuel sebagai gambaran akan kedatangan pembebas sejati yaitu Yesus. Betapa menyegarkan dan menyukakannya kehidupan Kristen kita ketika kita memandang kepada Yesus, Ia yang mengurapi kita dengan minyak.
Injinkan saya berimajinasi untuk kabar baik ini, saya memikirkan hal yang sangat indah ini. Kiranya dapat memberikan Anda gambaran dan hikmati bagaimana Anda dapat benar-benar berharap pada TUHAN terus menerus.
Begini, dalam perperangan, Anda dan saya menjadi prajurit yang kelelahan. Kita tahu bahwa Raja yang kita layani ini berkuasa. Namun ada penghargaan untuk kita dapat berjuang dengan Dia. Pada suatu ketika Sang Raja yang kuat dan berkuasa ini mengetahui kalau kita sudah lelah, sudah tidak kuat lagi.
“Tiba-tiba ada pengumuman di medan perang Raja Datang, Ia membawa kita untuk datang ke tenda-Nya. Lalu kita melihat pasukan yang besar jumlahnya beriringan mereka datang bukan hanya dengan kemuliaan dan kuasa yang buat bumi di mana kita sedang berperang bergetar.”
Ketika lawan kita melihat pasukan yang besar itu, mereka terdiam dan mundur perlahan. Lalu ada makanan yang banyak, anggur yang menyegarkan, minuman dan makanan yang berlimpah-limpah. Kita dipanggil untuk memakan Roti Hidup yang TUHAN hidangkan, di hadapan lawan kita.
Lalu, ia mengurapi kepala kita dengan minyak, ketika minyak itu mengalir di kepala kita, hal ini menyegarkan. Setelah memakan setiap hidangan, kita menikmati kesegaran dari minyak yang Tuhan tuangkan kepada kita. Inilah yang saya pikirkan, inilah imajinasi saya.
Dalam dunia yang kacau, dalam perang yang tidak ada habisnya kecuali Anda dan saya meninggal. Tetapi ada pengharapan yang tidak terhingga. Ketika pandangan kita terarah pada Tuhan, Ia yang melakukan bagian-Nya karena Dia setia.
Saudaraku urapan yang Yesus terima adalah untuk keselamatan kita yang percaya kepada-Nya. Artinya Yesus mengurapi kita sehingga kita menerima kekuatan untuk sebuah sukacita dalam lembah kelam karena kita tahu Yesus beserta kita.
Sekarang apa bagian kita, bagian kita adalah menjadi bodoh untuk tidak berhikmat dan berpenyerahan kepada Allah. Seperti domba yang pada realitanya bodoh tetapi berpenyerahan kepada Sang Gembala. Injil adalah seruan pertobatan, artinya penyerahan untuk diri kepada Kristus.
Untuk menjadi benar dan dibenarkan di dalam Dia, karena kebenaran-Nya. Kita diselamatkan untuk taat pada visi Allah, cita-cita Allah, dan tujuan Allah yaitu keselamatan inilah tujuan sejati hidup untuk hidup dalam penyembahan dan berdiam dalam Dia sampai akhirnya kita bertemu muka dengan Kristus Sang Gembala.
Cawan yang penuh adalah gelas dari emas yang diperuntukan bagi Raja, tetapi kita menerima cawan yang penuh itu, cawan ini dipakai oleh raja untuk merayakan kemenangan. Bagaimana Sang Gembala menyatakan kemenangan dengan memenuhkan cawan kita dan cawannya dan bersulang. Sedangkan lawan masih berdiri dan melihat kita, perang masih berlangsung.
Ini menunjukkan kepada kita, bahwa TUHAN, adalah Alfa dan Omega. Ia yang Awal dan Akhir. Ia tahu akhir dari semua rasa sakit kita, Ia tahu bahwa kemenangan adalah milik kita ketika kita ada di dalam Kristus. perang ini pada akhirnya dimenangkan oleh anak-anak Allah (Roma 8:23). Oleh karena Yesus mengasihi kita yang berdosa ini, maka kita lebih dari pemenang. Kuasa dosa telah kalah, maut telah ditelan tubuh Kudus Sang Gembala kita yang baik.
Bukankah menyegarkan dan melegakan, ketika kita mengerti bahwa TUHAN, melakukan bagian-Nya. Bukan hanya itu Ia berkuasa, Ia adalah penguasa. Sekarang apakah Anda menginginkan Allah, atau pemberian Allah.
Suatu kebodohan yang nyata-nyata dalam pengajaran Kristen kita sekarang, ketika kita diajarkan untuk semakin menginginkan pemberian Allah. Tetapi tidak pernah menginginkan Pribadi Allah, padahal Ia memberikan diri-Nya, karena Dialah tujuan akhir setiap jiwa yang merana karena merindukan kekudusan Allah dan kemuliaan Allah dalam penyembahan yang memuaskan.
Saudaraku, marilah kita datang untuk menginginkan Allah saja di dalam Kristus. Suatu kerinduan yang tidak sesat dan menginginkan benda fana. Melainkan keinginan yang terarah pada Allah yang memberikan diri-Nya untuk menjadi sahabat kita, menjadi gembala kita, menjadi roti dan air hidup.
Ia yang telah menjadi manusia untuk disalibkan sebagai wujud kasih yang membawa kita pada jalan kebenaran yang menyegarkan jiwa. Datanglah kepada-Nya dan terimalah cinta-Nya untuk menjalin kasih sebagai domba yang setia kepada Sang Gembala atau Anda binasa selamanya tanpa kemuliaan-Nya. Tanpa cinta, yang ada adalah dusta keberhargaan diri, cinta diri sendiri dan dunia yang fana dan binasa. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Mazmur 23:5 TUHAN Melakukan BagianNYA"
Silahkan Berkomentar