Renungan Mazmur 5:5-9 Hidup Dalam Berkat Kasih Setia TUHAN
Judul Renungan: Hidup Dalam Berkat Kasih Setia TUHAN
Bacaan Alkitab: Mazmur 5:5-9
Memberikan kesempatan untuk hati dan pikiran terpaut dengan Firman Tuhan, setiap kata yang terukir, diperdengarkan ke telinga. Merenungkan hal itu dan merasakan bagaimana setiap Firman mempengaruhi pikiran dan hati, untuk sebuah tindakan yang berpusatkan pada kebenaran.
Merenungkan bahwa Allah yang kita sembah, adalah kasih. Merupakan sesuatu yang menyenangkan dan menggembirakan, membawa kita pada dekapan dalam kelamnya kehidupan. Dekapan Sang kasih, dekapan yang tulus dan memberikan kepuasan sejati.
Timothy Keller menjelasakan dalam bukunya ‘The Prodigal Prophet’ 99, “Setiap kali kita melawan Allah kita sedang bermaksud melawan maksud dari rancangan kita, karena Allah menciptakan kita untuk melayani, mengenal, dan menikmati Dia.”
Kita diciptakan untuk Allah, tidak bisa dipungkiri, ketika kehidupan kita tidak untuk Allah, betapa tidak bermakna dan tidak bergunanya kehidupan kita, kita rusak. Periuk diciptakan untuk kemuliaan sih tukang periuk, jika periuk tersebut tidak baik atau tidak bagus. Ia berhak untuk menghancurkannya dan mendaur ulang tanah liat agar periuk tersebut menjadi baru, lebih baik lagi, untuk kemuliaannya. Ketika periuk tersebut tidak memancarkan penciptanya, betapa tidak bermaknanya keberadaan periuk tersebut.
Kita benar-benar menemukan makna hidup kita, hanya ketika Allah menjadi TUHAN kita, hanya ketika kita melayani Dia. Hanya ketika kita kagum akan keindahan-Nya dan menerima kasih yang sejati itu.
Kita semua terluka, kita lelah, kita hampa, kita berteriak menginginkan kasih sejati yang membawa damai sejahtera. Tetapi dimanakah kita dapat menemukan semua itu? Kita akan belajar, bagaimana seruan Daud yang ada di Mazmur 5, memberikan kita pelajaran penting, tentang kasih yang sejati kerinduan jiwa semua orang.
Pelajaran tentang, pencarian jiwa yang merana, harapan yang ada di dalam keadilan yang sejati dan belaskasihan yang sejati. di mana setiap kita adalah orang jahat yang dikasihi. Kita adalah pendosa besar, pendosa yang menerima kasih karunia.
Untuk masuk dalam hidup belaskasihan Allah kita harus mengerti dua hal, berdasarkan Mazmur 5:9. Pertama, Dia Allah yang membenci kefasikan, jijik pada dosa.
Kedua, kita harus mengerti bahwa Dia Allah yang kudus dan sempurna, dalam keadilan dan kasih-Nya. Inilah jalan masuk ke dalam Injil Yesus Kristus. Kita akan belajat bagaimana murka Allah yang menyelamatkan sekaligus menghanguskan, kasih yang adil dan benar. Membenci kejahatan.
Mazmur 5:5-9 (TB)
5 Sebab Engkau bukanlah Allah yang berkenan kepada kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. 6 Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan. 7 Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, TUHAN jijik melihat penumpah darah dan penipu.
8 Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau. 9 TUHAN, tuntunlah aku dalam keadilan-Mu karena seteruku; ratakanlah jalan-Mu di depanku.
Kita langsung saja, masuk ke poin yang akan bersama-sama kita renungkan;
- 1. Dia Allah yang membenci dosa
- 2. Dia Allah yang setia
Saya berdoa kiranya kedua poin di atas dapat memberikan kepada Anda pemahaman betapa sempurnanya Allah kita, segala kemuliaan dan puji-pujian untuk-Nya saja.
Bacaan Injil Renungan Mazmur 5:5-9 Saat Teduh Tentang Hidup Dalam Berkat Kasih Setia TUHAN
1. Dia Allah yang membenci dosa
Setiap hal yang buruk, lahir dari diri manusia dengan naturnya yang berdosa. Semua itu bertentangan dengan sifat Allah yang kudus. Manusia berdosa, manusia melawan Allah. Daud menjelaskan 2 hal penting tentang buah dosa, yaitu kefasikan/kejahatan dan pembual/penipuan yang merupakan natur kita, Anda dan saya.
Baik kefasikan yang pada akhirnya melahirkan kejahatan, yang menumpahkan darah. Dan penipuan, membual dan berbohong. Allah yang kudus membenci semua itu. Tidak ada satupun di antara manusia mampu berdiri di hadapan Sang Kudus dengan natur yang demikian.
Saya tidak ingin membawa Anda berpikir bahwa yang tertulis di Mazmur 5:5-7, menunjukkan orang lain. Saya tegaskan untuk Anda yang membaca tulisan ini, bahwa itu adalah Anda, itu adalah saya. Kitalah yang sedang dituliskan, sifat kita, natur kita, kecenderugan kita, dan bahkan kebiasaan kita dengan hal-hal kecil seperti membual.
Saudaraku tidak ada di antara kita yang suka berkata, maupun suka dikatakan, bahwa setiap kekurangan, kebodohan, kefasikan, kerusakkan, ketidak mampuan. Dan semua hal buruk yang tertulis di alkitab itu adalah kita, kecenderungan kita ingin menyatakan. “oooooo, itu dia, bukan saya, yaa orang-orang diluaran sana, tidak ada yang beribadah saat ini, ini bukan Anda yang membaca ini orang lain.”
Kita menjaga hati manusia yang mendengar kotbah kita, membaca tulisan kita, agar mereka nyaman. Dengan menyatakan bahwa mereka bebas dari dosa, bahwa mereka tidak termasuk pendosa. Tetapi pada saat yang sama kita sebagai pengkotbah, saya sebagai penulis ketika tidak dengan jujur menyatakan bahwa dosa adalah dosa, bahwa pendosa yang Alkitab tuliskan menunjukkan betapa kita juga pendosa.
Kita adalah manusia pembual, penipu, dan pendosa besar. Lebih menjaga kemuliaan manusia yang berdosa dengan melemahkan kata-kata kita, bahwa mereka tidak berdosa. Ini sesat, ini kacau, baiklah kita bertobat, dengan jujur menyatakan kepada mereka jika dosa ya dosa. Kita semua perlu bertobat.
Jika diri kita bersalah, kita harus mengakui bahwa kita salah, kita pun sebagai pemberita-pemberita Firman adalah pendosa ulung yang layak binasa sebenarnya. Kitalah yang ada di Mazmur 5:5-7, kita layak binasa, kita pada dasarnya menjijikkan di hadapan Allah, apa yang bisa kita banggakan. Tidak ada, selain kesombongan yang berdasarkan harga diri hasil dari dusta ular, dalam kehidupan fana yang menyedihkan.
Saya mengajak Anda menrenungkan, setiap kecenderungan yang ada di dalam diri kita, bukan agar Anda merasa tidak layak lalu tidak bertobat. Jika menyatakan ketidaklayakan, saya adalah orang yang paling tidak layak. Saya dapat menjabarkan di hadapan Anda berjuta-juta kesalahan saya, dosa saya, kecenderungan saya. Tetapi, marilah kita memandang ke mana kita seharusnya memandang.
Alkitab adalah kabar baik, semuanya tentang apa yang Allah kerjakan untuk menyelamatkan kita dari diri kita sendiri yang berkecenderungan untuk melawan Allah. Dia panjang sabar di dalam kebencian-Nya. Tidak selama-Nya Ia mendendam, orang-orang yang menyesal dan dengan hati yang hancur, tidak berkemampuan, merekalah yang Allah dekap dengan kasih yang sejati.
Semua kasih karunia, yang melimpah adalah milik kita karena satu kematian yang nyata-nyata di dalam kekudusan-Nya. Daging yang menderita bukan karena dosanya, tetapi karena dosa kita, Dia adalah Yesus yang telah disalibkan. Inilah Injil kabar baik itu, ketika Anda di sadarkan akan perbuatan Kristus untuk Anda, ketika Anda dan saya sadar besarnya dosa kita yang sebenarnya tidak memiliki kemampuan. tetapi dosa tidak menghalangi kasih Yesus ketika kita bertobat.
Saudaraku, kita harus benar-benar menyadari hal ini, Injil adalah kabar baik tentang apa yang telah Allah kerjakan. Melalui Yesus Kristus, bukan tentang kita tetapi tentang Yesus yang telah menyelamatkan pendosa yang mati untuk hidup di dalam Dia bagi kemuliaan Allah.
Baca Juga:
Baiklah kabar baik ini, menguatkan Anda. kita akan belajar bagaimana Injil pada dasarnya menunjukkan kepada kita sifat Allah yang setia, berintegritas dan hal ini seharusnya membuat kita kagum kepada-Nya, menemukan makna terdalam di dalam lautan kasih setia Allah yang melimpah-limpah.
2. Dia Allah yang setia
Inilah berkat terbesar itu, kesetiaan Allah di dalam Kristus. Namun, manusia tidak setia, manusia jahat dan pendusta. Yaa itulah manusia, bukan orang lain. Saya sedang menyebutkan Anda dan saya. Definisi dari Anda, yaa Anda dan saya adalah dua hal yang dituliskan yaitu fasik dan pendusta. Kita adalah orang-orang yang layak binasa pada dasarnya.
Terjemahan Firman Allah Yang Hidup (FAYH), Mazmur 5:5-6 “Karena itu, orang berdosa yang sombong tidak tahan terhadap pendangan mata-Mu karena Engka sangat membenci perbuatan mereka yang jahat. Mereka akan Kaubinasakan karena kesombongan mereka. Betapa Engkau membenci pembubuhan dan penipuan!”
Ini, kabar buruk, tetapi Daud pada saat yang sama menuliskan. Pada ayat 8, Tetapi aku, berkat kasih setiap-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu.” Ketika saya merenungkan ayat ini, ini tidak dapat dari sifat Allah yang kekal penuh kasih, Ia yang berbelaskasihan kepada pendosa. Saya berani mengatapan bahwa Ia bebeskasihan kepada pendosa.
Karena Daud adalah pendosa, bukan karena Daud baik, maka ia menerima kesetiaan Allah. Bukan karena Dia Raja, bukan karena Dia dekat dengan Tuhan. BUKAN. Ini semua semata-mata kasih karunia. Saudaraku saya telah menuliskan bagaimana di Mazmur 3.
Bagaimana Daud gagal membimbing keluarganya. Semua itu berakar dari dosanya yang keji. Mengambil isteri panglima perangnya dan merencanakan pembuhunyanya. Sejak saat itu, pedang tidak akan lepas dari keluarga Daud.
Semua tokoh Alkitab bergumul dengan dosa, tetapi Puji Tuhan, karena kasih setia Tuhan yang besar. Di dalam perjanjian Baru, “Karena begitu besar kasih Allah, Ia mengaruniakan Yesus Kristus.” Yesus hadir sebagai daging yang fana, tetapi Ia tidak pernah berdosa, Ia tidak melekat pada dosa, dosa tidak berkuasa atas hidup-Nya.
Untuk dapat masuk ke dalam hadirat Allah yang kudus, kita haruslah kudus. Kekudusan Kristus ditimpakan kepada kita. Seolah-olah semua kesempurnaan Kristus itu adalah milik kita sehingga kita mendapatkan persekutuan dengan Allah Bapa, dan Yesus Kristus. Daud menikmati persekutuan ini, Daud merasakan persekutuan yang ada di dalam kasih karunia, oleh kesetiaan Allah.
Baiklah kita sekarang bersukacita, di dalam Kristus, kita sujud dengan takut menghadap Allah yang Kudus. Menyembah Dia dan bertobat. Menyadari bahwa pertobatan adalah gaya hidup kita, pertobatan adalah jalan masuk untuk menyadari betapa tidak layaknya kita, tetapi oleh dari Kristus kita dilayakkan.
Saya rasa seperti yang ditulis oleh David Plat sangatlah benar dan indah ketika ia menjelaskan bahwa kehidupan Kristen adalah kehidupan yang bertobat.
Bagi setiap orang Kristen di setiap peradaban/kultur, pertobatan sangat dibutuhkan. Ini tidak berarti bahwa ketika seseorang menjadi Kristen, mereka tiba-tiba menjadi sempurna dan tidak pernah lagi bergumul dengan dosa. Tetapi ini berarti bahwa ketika kita menjadi pengikut Yesus. Kita mengambil keputusan untuk berhenti dari cara hidup lama dan mengambil keputusan yang tegas menuju suatu pola kehidupan baru.
Kita benar-benar mati untuk dosa dan untuk diri kita sendiri – keterpusatan diri kita, konsumsi diri, sendiri kebenaran diri sendiri, kesenangan diri sendiri, usaha diri sendiri, dan pemuliaan diri. Dalam kata-kata Paulus, kita “telah disalibkan dengan Kristus. Bukan lagi [kita] yang hidup. Tetapi Kristus yang hidup di dalam [kita]” ~ David Platt
Ya Allah tunjukkanlah keadilan-Mu, karena seteruku; ratakanlaj jalan-Mu di depanku. Saudaraku kita harus mengerti benar, ketika kita memutuskan untuk percaya Yesus, musuh kita adalah daging. Kita harus memastikan dengan pasti kematiannya. Yaaaa begumullah untuk itu, lawanlah dosa, sebagaimana ialah seteru terberat kita. Firman-Mu pelita dan terang bagi jalanku.
Inilah belas kasihan Allah, ketiaan-Nya. Ketika kita menjadi seteru dosa, oleh karena Kristus telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa, kita dihidupkan untuk memuliakan Allah. Kesetiaan Allah mengembalikan kita kepada natur semula, natur mulia untuk memuliakan Dia.
Lalu apa penerapan praktisnya melalui pembelajaran ka li ini? Baiklah seperti ini kita telah mengenal Allah itu membenci dosa dan Ia setia. Oleh karena kesetiaan-Nya, sesuai dengan janji yang ada di Kejadian 3:15, Ia mengaruniakan Yesus Kristus sebagai penebus kita, membawa kita pada persekutuan yang indah bersama-Nya.
1. Mengenakan kebenaran Kristus berarti behenti membenarkan diri, hiduplah dalam pertobatan setiap hari. Kita perlu berdiam diri untuk merenungkan melihat ke dalam hati dan cita-cita kita yang tidak selaras dengan rancangan Kristus dan menyelaraskannya. Kiranya Roh Kudus memampukan kita.
2. Menikmati kesetiaan Allah, di dalam Kristus berarti melaksanakan kehendak Kristus, jelas bahwa Yesus ingin kita menjadikan orang-orang terdekat kita menjadi murid-Nya. Kita harus berdoa untuk ini, untuk pelayanan dari pribadi ke pribadi ini, berdoalah dan laksanakanlah visi Allah!
Baca Juga: Renungan Mazmur 5:1-4 tentang hubungan dengan TUHAN
Kiranya Allah Roh Kudus memampukan kita, di dalam kasih karunia Yesus Kristus. Kita yakin bahwa Allah setia, memenuhkan kita dengan kemuliaan-Nya ketika kita melayani Dia. Mengabarkan Injil dan mendewasakan orang-orang di dalam Kristus untuk penyerahan yang radikal kepada Kristus yang telah memberikan kasih yang radikal bagi kita. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Mazmur 5:5-9 Hidup Dalam Berkat Kasih Setia TUHAN"
Silahkan Berkomentar