Renungan Tentang Pengharapan Dalam Tuhan
A. R. Wijaya |
Pengharapan ini ada sejak Perjanjian Lama, sampai nyata adanya di Perjanjian Baru. Pikiran saya dipenuhi dengan pengertian bahwa sapanjang saya mempelajari Alkitab, selain menemukan Allah yang kasih dan pada saat yang sama Ia adil. Bahwa masalah terbesar umat manusia adalah dosa. Ini serius dan tidak bisa diabaikan dan tidak bisa tidak dikabarkan. Untuk dapat sampai pada pemahaman yang nyata tentang penharapan yang ada di PL maupun PB.
Dosalah yang menjadikan hilangnya damai sejahtera di dalam kehidupan manusia, karena dosalah maka terjadinya kesusahan di dunia. Maka dari itu, akar dari ketiadaan harapan bagi kehidupan adalah dosa. John Piper di dalam salah satu kotbahnya berkata, “Orang-orang yang rusuh, orang jahat dan kriminal dan pembuat kejahatan dan kerusakkan di dunia ini. Semua itu karena mereka tidak memiliki damai sejahtera Kristus di dalam hati mereka.”
Mungkin Anda sekarang berpikir, “saya mengklik renungan ini karena saya membutuhkan harapan, dan judul renungan ini tentang harapan, mengapa kita membahas kesuahan yang ada di dalam dunia.” Baikah saya mengerti maksud Anda, namun ijinkan saya menjelaskan sedikit tentang renungan yang akan Anda baca untuk 3 hari ke depan.
Saudaraku, saya menulis saat teduh ini, dengan satu tujuan yaitu kesatuan iman yang benar di dalam Kristus. Bukan agar Anda berimajinasi dengan janji-janji manis seperti pengajaran hamba-hamba kacau sampaikan. Bahwa semuanya akan baik-baik saja, masa depan Anda akan cerah, Anda akan sukses, akan selalu ada mujizat, Anda akan mendapatkan yang Anda inginkan jika Anda percaya Yesus, bukan ini harapan yang saya maksud.
Tidak saudaraku saya tidak mau menjadi penulis rohani yang suka berhalu dan berbohong dan tidak membawa Anda pada realita sebagai jalan untuk melihat harapan sejati. Saya tidak mau lalai menyampaikan Injil di dalam setiap tulisan saya. Saya tidak mau Anda menjadi Kristen-kristen dangkal setelah membaca tulisan saya, saya tidak mau Anda semakin cinta harta dunia setelah Anda membaca renungan yang saya tulis (I Korintus 2:12-13, II Korintus 4:3-5).
Saya ingin Anda menemukan damai sejahtera Kristus, di dalam Kristus. bukan pemberian-Nya, bukan apa yang Anda inginkan, bukan berdasarkan perasaan dan pikiran Anda yang berdosa dan bukan juga berdasarkan budaya dunia yang mendesak kita untuk menjadi sesuatu agar damai sejahtera, yang pada akhirnya semua itu adalah kepalsuan, kita hanya mendapatkan perbudakan dan kegelapan bahkan kebinasaan kekal.
Jadi setiap renungan saat teduh, yang Anda baca sekarang berpusat pada Injil Yesus Kristus. bukan hanya itu, memang pengharapan yang dimaksudkan di dalam renungan kali ini adalah Injil Yesus Kristus. kita akan bersama-sama belajar, bagaimana kabar baik itu diawali dengan kabar buruk.
Namun, Allah di dalam kedaulatan-Nya menjadikan kabar buruk tersebut sebagai jalan untuk menuju Injil. Dia Allah yang tidak pernah gagal, Dia selalu berhasil dalam rencana dan rancangan-Nya. Baik untuk lebih jelasnya, tentang saat teduh kita pada bagian pengharapan di dalam Tuhan kali. Mari kita bersama-sama bersaat teduh dan merenungkan setiap Sub judul yang akan saya jabarkan.
Saya berdoa, kiranya Allah Roh Kudus membukankan kepada Anda kebenaran dan keindahan dari kemuliaan yang untuk itu kita diciptakan, inilah pengharapan itu, Injil Yesus Kristus (Roma 2:16-17).
Saat Teduh Kristen 3 Renungan Tentang Pengharapan Dalam Tuhan
1. Pemberontakan yang memisahkan kita dari kemuliaan
Yohanes 3:19 (TB) Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terng, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
Roma 3:23 (TB) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah
Kita diciptakan untuk kemuliaan, kita adalah gambar dan rupa Allah, kemuliaan Allah ada di dalam kita untuk bersama dengan Allah kita bisa memiliki persekutuan yang manis dan indah.
Penuh sukacita dan harapan yang utuh bagi kehidupan kita, di dalam kemuliaan Allah kita diciptakan untuk puas ketika kita memuliakan Allah. Karena untuk itulah kita diciptakan, melaksanakan kehendak-Nya dan terus memuji Dia dalam kebebasan hanya untuk puas di dalam Dia.
Tetapi mari kita mengawali renungan ini melalui Roma 3:23, bahwa semua kita/manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Paulus menjelaskan hal ini di dalam Efesus 2:1, kehilangan kemuliaan Allah adalah kematian rohani. Tentang kematian Rohani Allah telah menjelaskan hal ini kepada Adam di dalam (Kejadian 2:12).
Keterpisahan dari Allah, menjadikan manusia berkecenderungan untuk melindungi diri sendiri, melakukan segala sesuatu berdasarkan apa yang ia sebut pengalaman, pengetahuan, dan hikmatnya. Asal ini baik, asal ini benar berdasarkan pemikiran dan logika, maka ini patut untuk dilaksanakan.
Manusia kehilangan kemuliaan Allah, ini merupakan keterpisahan dari Allah yang kekal. Allah itu kudus, Dia secara sempurna adil dan kasih. Dia satu-satunya pusat kehidupan dan harus disembah dan dimuliakan.
Tetapi, ketika kita kembali ke Kejadian 3. Manusia lebih memilih melawan Allah, hal ini terlihat jelas ketika Adam menyatakan, “Wanita yang Engkau taruh di sisiku dialah yang memberikan buah itu kepadaku.”
Memikirkan perlawanan manusia kepada Allah, hal ini menyedihkan pada akhirnya (Kejadian 3:23), memberikan kepada kita kejelasan dari kehilangan kemuliaan. Manusia yang mati secara rohani itu, telah dibuang dari hadapan Allah, keterpisahan ini membuat manusia bertumbuh seolah-olah tanpa Allah.
Menimbulkan banyak pertanyaan apakah Dia benar ada? Manusia tidak peduli dengan moralitas Allah yang kudus. Kematian rohani manusia, ketidakudusan manusia hanya menimbulkan kerusakkan. Kehilangan kemuliaan Allah berdampak fatal. Sepanjang cerita Alkitab, Anda akan mengerti betapa bobroknya manusia.
Abraham berzinah dan tidak mempercayai janji Allah. Anaknya, Ishak menjadi pendusta, Musa dipenuhi keraguaan dan ketakutan, bangsa Israel tidak kekurangan mujizat dan melihat dengan jelas bagaimana Allah membawa mereka keluar dari Mesir. Tetapi pada saat yang sama mereka tidak ingin dipimpin oleh Allah yang Kudus, lebih memilih memuliakan lembu emas. Bahkan ingin kembali ke tanah perbudakan.
Mari kita lihat keseliling kita sekarang! Saya tidak mengerti permasalahan Anda. Namun, saya sampai hari ini masih bergumul melawan rasa takut di dalam diri saya yang memberikan saya tekanan yang cukup berat. Setiap kita berlatar belakang yang berbeda-beda namun dengan akar permasalahan yang sama.
Kita ada dalam kematian rohani yang mengerikan, ketika kita tidak di dalam Yesus. Kita ada di dalam kesadaran yang setengah-setengah. Kita ada di dalam lingkaran dusta ular. Kita terjebak dalam masa lalu kita bahwa kita dikandung dalam dosa.
Kita memiliki daging yang selalu ingin dipuaskan oleh nafsu dan keinginan-keinginan yang membuat kita candu, membawa pada kedalaman perbudakan dan kengerian dari hari-hari siang yang gelap dan penuh ketakutan di dalam jiwa terdalam kita.
Betapa mengerikannya dosa, pemberontakan kita, penyembahan kepada diri sendiri, keinginan menjadi Allah atas diri dan sekitar begitu tampak nyata dalam diri manusia disekeliling kita.
Saudaraku kita celaka di dalam dosa kita, kita binasa dan natur berdosa ini tidak bisa hilang hanya dengan Anda menjadi orang beragama untuk meluluhkan hati Allah agar Anda diselamatkan. Tidak bisa demikian, Allah kudus, Ia Allah orang yang hidup.
Bagaimana mungkin Allah mau disenangkan oleh Anda dan saya di dalam kematian kita, sebaik apapun kita, kita tidak suka dengan Dia, namun untuk surga kita berpura-pura suka dengan-Nya.
Sungguh manusia sangat munafik, dosa begitu serius, ia ada di hati, mempengaruhi kehendak dan melahirkan perbuatan jahat dan memberikan kita kenyataan bahwa penderitaan yang ada di dalam dunia adalah buah nyata dari dosa (Yohanes 3:19).
Namun mari kita lihat kepada Injil, memberikan kita terang yang ajaib, Yesus Kristus TUHAN yang telah menebus kita, memberikan satu harapan baru. Saya membawa Anda hanya pertobatan, memandang dan melekat kepada Yesus, setelah rasa sakit Anda. bahwa setiap kata yang saya tulis di atas, menunjukkan realita dari diri Anda dan saya.
Pada Renungan hari ke dua, kita akan melihat satu kenyataan yang lebih menyakitkan lagi di balik realita dosa. jadi jangan hanya membaca renungan yang ada di hari pertama.
Baca juga renungan berikutnya, sampai Anda banar-benar dapat mengerti dan melihat, bagaimana Injil menjadi nyata di dalam Anda. Ia adalah Injil yang sebagai Berita, Injil sebagai Pribadi Yesus, dan Ia adalah gaya hidup, teladan kita. Roh Kudus memampukan Anda untuk dapat menyelami hikmat Allah di dalam Injil. Amin.
Jawab 2 pertanyaan refleksi di bawah;
1. Dosa apa yang masih Anda gumulkan? Tuliskan dan bawa pengakuan Anda ke hadapan Allah?
2. Apa yang Anda pahami dari I Yohanes 1:9? Tuliskan dan bawa ke hadapan Allah!
2. Pemberontakan yang menghasilkan kebinasaan
Roma 5:12 (TB) Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan ileh dosa itu juga maut, demikianlah maut telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.
Roma 6:23 (TB) Sebab upah dosa adalah maut, tetapi kasih karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Pada renungan sebelumnya kita telah mengerti bahwa semua manusia berdosa, tidak ada yang benar semua telah menyeleweng dan melawan Allah (Roma 3:10-11). Dosa di awali oleh kedua nenek moyang kita, yaitu Adam dan hawa.
Karena mereka hidup dalam kematian rohani, kehidupan yang hanya secara biologis. Mareka tidak dapat menghasilkan keturunan rohani hanya dengan melahirkan anak-anak manusia.
Sampai pada generasi Anda dan saya bahwa dosa telah menjalas kepada semua orang. Setiap anak dikandung yang dilahirkan dari Rahim ibunya, sejak saat itu, ia ada di dalam cenkraman dosa.
Manusia yang melawan Allah, manusia yang pendusta dan fasik, manusia yang tidak suka dengan moralitas dan menyukai moralitas untuk menghakimi dan kekuasaan. Semua ini adalah perjalanan yang sama, manusia berjalan untuk selalu melawan Allah.
Sebelum saya menjeskan, bagaimaa upah dosa adalah maut. Kita akan terlebih dahulu mengenal dosa dari sisik kehidupan manusia. Bagaimana dosa melahirkan dua cara terbaik manusia untuk mendapatkan kebebasan dan keselamatan.
Kedua cara yang sama menyesatkannya dan memiliki akar yang sama yaitu pemberontakan manusia terhadap Allah, di mana manusia ingin terus menerus menjadi tuhan atas dirinya bahkan sampai masuk ke dalam Sorga. Namun saya ingin tegaskan, itu tidak mungkin terjadi.
Manusia meyelamatkan dirinya dengan du acara;
Pertama beragama, kedua tidak beragama. Keduanya memiliki pusat yang sama yaitu diri sendiri yang ingin bebas, ingin berjuang sendiri, dan ingin hidup sesuai dengan apa yang mereka anggap baik.
Orang yang beragama, mereka menganggap dengan melakukan kebaikan mereka akan selamat dari murka. Karena dengan apa yang dikerjakan, hal itu dapat memberikan Allah kesenangan, hal itu dianggap dapat memberikan keselamatan.
Orang yang beragama membayar Allah dengan berbuatan baik mereka dengan cara melakukan semua aturan yang mereka buat sendiri. Mereka baik, mereka sopan, ramah, namun pada saat yang sama mereka tidak pernah benar-benar mengenal Allah yang mereka sembah.
Mereka yang berjuang untuk keselamatan, pada dasarnya tidak pernah menginginkan Allah menjadi pemilik hidup mereka. Tetapi mereka tetap menjadi pemilik kehidupan mereka dan Allah hanya sebagai semacam penjaga hotel yang mewah, jika Anda membayar Allah dengan bayaran yang banyak maka dia mempersilahkan Anda masuk ke hotel yang mewah itu. inilah yang ada di dalam pemikiran orang Farisi di zaman Yesus.
Orang yang tidak beragama, mereka hidup dalam kekebasan yang mereka bentuk. Mereka ada yang bermoral, ada yang kriminal. Inti dari kehidupan mereka adalah keselamatan selama di dunia, hidup dalam kebencian dan kemarahan. Bahkan hidup tanpa aturan dan akan dengan mudah menyelamatkan diri sendiri dengan cara sendiri yang melanggar hukum. Mereka akan dengan mudah disebut oleh orang-orang beragama adalah orang berdosa.
Jika kita masuk ke dalam zaman Yesus, kedua jenis orang yang saya jelaskan di atas. Dengan jelas hidup pada zaman itu. di masa sekarangpun masih terlihat jelas. Kita bisa melihat orang yang datang ke Gereja dengan harapan bahwa karena itulah ia dapat jalan ke sorga.
Lalu kita bisa melihat orang yang malas ke gereja, karena kenyamanan, kebebasan dan keselamatan selama ada di dunia, jauh lebih penting. Inilah kesukaan kehidupan saya pada zaman SMP bahkan kecenderungan saya sampai hari ini, masih malas ke gereja.
Inilah definisi semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, Allah membenci doa dan pendosa. Allah menyesal karena telah menciptakan manusia, karena apa yang dihasilkan hati manusia, kehendak manusia dan semua hal yang manusia rencanakan adalah pemberontakan kepada Allah (Kejadian 6:6-7). Kita orang-orang yang layak dibinaskan, itulah satu-satunya hak kita sebagai manusia yang telah melawan TUHAN.
Tetapi puji Tuhan, Allah yang adil itu, Dia yang benar dan kudus, Ia memiliki kasih yang sempurna. Saudaraku perhatikan kejadian 6:8, “Tetapi Nuh mendapatkan kasih karunia di mata TUHAN.” Ini berhubungan erat dengan bagaimana Allah menyelamatkan manusia (Efesus 2:8-9). Dan kita dapat melihat bahwa Injil memberikan kembali kepada kita harapan besar.
Injil membawa kita pada keberanian untuk mengaku bahwa kita adalah pendosa lalu bertobat dan meninggalkan semua kebenaran, kebaikkan, dan semua hal yang kita anggap itu dapat menyelamatkan kita.
Karena Kekristenan pada dasarnya, berharap hanya pada kebenaran Kristus, Yesus yang memberikan diri-Nya secara sempurna untuk menjadi pengganti manusia berdosa, Dia menerima semua murka Allah yang kudus ketika Ia disalibkan.
Inilah yang Paulus maksudkan, “tetapi kasih karunia Allah ialah hidup yang kekal di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Kiranya Allah Roh Kudus memberikan kepada Anda pengertian yang utuh akan Injil Yesus Kristus.
Bahwa murka Allah benar adanya, tetapi ketika Anda percaya Yesus, taat kepada-Nya, menyerahkan diri kepada-Nya yang diawali dengan pertobatan sejati.
Anda melihat kasih karunia yang melimpah dan murka Allah telah ditumpahkan secara sempurna kepada Yesus, inilah Injil itu, kabar baik dari Yesus dan seruan untuk meninggalkan kebenaran diri dan mati bersama Yesus. Amin.
Jawab 2 pertanyaan refleksi di bawah;
1. Bagaimana Anda dapat melihat bahwa Anda orang berdosa sedangkan Anda orang Kristen dari lahir berdasakan Yesaya 64:6 dan Roma 3:10-18?
2. Apa yang Anda pahami tentang kasih karunia dan percaya kepada Yesus berdasarkan Yohanes 3: 16 dan 36?
3. Pemberontakan yang menerima kelimpahan kasih
Roma 5:8 (TB) Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
1 Petrus 3:18 (TB) Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, sebab ia yang benar untuk orang-orang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah diangkitkan menurut Roh.
Anda dan saya tidak akan dapat mengerti betapa besarnya kasih Allah, jika kita tidak mengerti betapa besarnya dosa-dosa kita. Itu mengapa renungan tentang pengharapan yang Anda baca saat ini di hari pertama membahas tentang dosa. Kita semua tidak terkecuali adalah orang-orang berdosa yang ada di bawah murka Allah.
Kita yang mati di dalam dosa karena pemberontakan kita, kita yang tidak benar dan tidak kudus. Rusak tak berpengharapan, ada di dalam kuasa maut dan dibawa dalam kebohongan demi kebohongan setiap sasat oleh setan. Kita semakin memberontak kepda Allah, kita tidak benar-benar mengenal Dia.
Tetapi Paulus menjelaskan kepda kita, Allah menunjukkan kasih-Nya, saat kita masih dalam keadaan berdosa. Berarti dalam keadaan seperti yang saya jelaskan di atas. Maupun dalam keadaan seperti yang ada di renungan 1 dan 2. Ketika Anda dan saya masih menjadi musuh Allah, masih memberontak kepada-Nya. Dia menunjukan kasih-Nya kepada kita.
1. Mari bayangkan! Cerita Raja Mulia dan mayat yang masih sadar
Ketika merenungkan hal ini, mari kita membayangkan seorang mayat yang telah membusuk, tetapi ia merasakan dengan jelas bagaiman dirinya membusuk. Lalu ada seorang Raja yang berkuasa dengan segala keindahan dan kemegahan-Nya. Turun tahta untuk mencari mayat yang terbaring dan tak berdaya. Sedikit demi sedikit akan dihancurkan oleh mikro organisme.
Namun, Raja yang berkuasa, pemilik kehidupan dan yang telah menciptakan manusia yang awalnya adalah kekasih-Nya, sebelum menjadi mayat. Ketika ia masih benar-benar hidup. Tetapi, karena sebelum ia melawan Raja, ia berzina secara rohani dengan raja kegelapan dan kerusakkan, lebih mempercayai kenikmatan sementara yang diberikan. Bahkan dijanjikan bahwa ketika ia bersekutu dengan raja kegelapan, mayat ini dijanjikan bisa menjadi seperti Raja Mulia.
Sehingga sih manusia melawan Raja yang berkuasa. Keterpisahan kekasih Sang Raja dari-Nya, menjadikan manusia terebut mayat (Efesus 2:1). Ini menyedihkan, manusia hanya terbaring lemas, memandang raja kegelapan tertawa, ia membisikkan dengan jelas. Bahwa Raja mulia telah membuang manusia, maka ia dibiarkan menjadi mayat.
Namun, cerita tidak sampai di sana, tidak sampai pada mayat yang tidak berdaya tanpa pengharapan. Sekali lagi Raja berjanji (Yeremia 31:33) , dalam kesetiaan-Nya. Ia yang mencari manusia, memanggil sih mayat tidak berdaya. Ketelanjangan, tubuh rohani yang membusuk, dosa yang bagaikan ulat menggerogoti tubuh rohani manusia. TUHAN memanggil, “Di manakah engkau” (Kejadian 2:9-10).
2. Injil Yesus Kristus
Dia yang tidak mengenal doa telah menjadi dosa karena Anda dan saya, untuk membangkita kita dari kematian kekal. Yesus mati di dalam kekayaan belaskasihan-Nya. Yesus memberikan diri-Nya bukan untuk yang berharga, Ia memberikan diri-Nya untuk yang sudah membusuk dalam kematian.
Allah yang Mahakuasa membangkitkan Yesus dari kematian, Ia yang mati untuk kita yang tidak benar, dibunuh dalam daging yang berdosa karena dosa-dosa kita, namun yang dibangkitkan menurut Roh.
Inilah kabar baik, injil Yesus Kristus, kemurahan dan kekayaan kasih sejati yang nyata-nyata dari Allah yang menciptakan kita, Dia tidak menginginkan kita terus mati, Dia tidak menginginkan kemuliaan-Nya di dalam kita hancur tanpa sisa, Ia memberikan kita pengharapan, dengan mengaruniakan Anak Tunggl-Nya Yesus Kristus.
Saudaraku kasih karunia Allah hanya dapat kita mengerti secara mendalam dan kita besyukur dengan hati yang hancur.
Saat kita tahu bahwa kita sebenarnya tidak layak, kita sebenarnya pemberontak, tetapi ketika melihat kepada salib Yesus kita melihat cahaya terang, kebutuhan terbesar kerohanian kita untuk kebangkita sejati bersama Yesus, hidup dalam Yesus dan hidup untuk Yesus.
Cerita saya tentang Raja mulia dan mayat, merupakan gambaran dari kehidupan manusia, gambaran daroi bagaimana Allah mendatangi manusia dalam keadaannya yang masih mati. Baiklah untuk lebih jelasnya bagaimana pengharapan ini benar-benar indah, dari tulisan Paulus kepada jemaat di Roma kita beralit kepada tulisan Petrus.
Kedua ayat di atas, sama-sama menjelaskan bagamana Yesus mengerjakan keselamatan secara sempurna. Petrus menjelaskan tentang kebangkitan Kristus menurtu Roh. Ini adalah kenyataan dari kebangkitan kita yang telah percaya kepada Yesus, kebangkitan rohani, di mana kita yang dulu memberontak kepada Allah, kini di bawa ke dalam kehidupan yang memiliki ketundukan kepada Allah sama seperti Yesus tunduk.
Petrus menjelaskan bagaimana Babtisan menjadi gambaran di mana kita mendapatkan hati nurani yang baik dari Allah, karena kebangkitan kristus (I Petrus 3: 21). Sehingga kita dapat mengerti sekarang bahwa keselamatan dari Kristus, adalah kebangkitan rohani manusia yang telah mati.
Kita dibangkitkan untuk menjadi kekasih Allah, kembali kepada Sang Raja mulia dan hidup untuk memuliakan Dia. Keselamatan ini membawa kita pada kehudupan baru, kehudupan yang tidak lagi diperbudak dosa tetapi bebas untuk menjadi hamba Allah dan melaksanakan yang baik oleh karena hati nurani yang baru, di dalam kebanglkitan Yesus.
Inilah hasil dari kasih Allah, kasih itu menghidupkan yang mati, memberikan harapan, menerima tanpa mencela. Menjadikan baru tanpa menyalahkan. Sih pemberontak menjadi tunduk karena kebesaran kasih, yang dinyatakan di atas kayu salib.
Allah menggunakan pemberontakan kita, untuk menunjukkan kepada kita kemuliaan, kesetiaan, kasih karunia dan keindahan yang nyata-nyata dari-Nya.
Kiranya keselamatan itu, memberikan kepada kita pengertian yang semakin hari semakin mendalam di dalam Dia untuk semakin mengasihi kebenaran dan melakukan kebenaran di dalam Sang Kebenaran. Melakukan apa yang menjadi visi kebenaran, menjadikan segala bangsa murid Yesus.
Jawab 2 pertanyaan refleksi di bawah;
1. Bagaimana Anda dapat mengetahui, kalau Anda sekarang bukanlah mayat yang dimakan oleh ulat? Anda dapat merenungkannya sendiri dan bacalah! Yohanes 3:36 Efesus 2:1-10 I Korintus 2:12 dan 1 Yohanes 5:11-12.
2. Jika Anda yakin bahwa Anda bukanlah mayat rohani lagi, tetapi telah hidup di dalam Yesus, Pembaharuan seperti apa yang telah terjadi di dalam diri Anda? Bacalah! Yeremia 31:33 Matius 22:37-40 dan Yohanes 13:34-25.
Penutup
Untuk menutup saat teduh kali ini, saya mengutip tulisan dari J.C. Ryle Expository Thoughts on the Gospels: Luke volume 1, [Carlisle, PA: Banner of Truth, 1986], 209. Tantang Kebencian Yang Amat Sangat Terhadap Dosa.
“Betapa kita harus membenci dosa! Bukannya mencintainya, berpegang teguh padanya, menghabiskan waktu dengannya, membiarkannya, bermain-main dengannya, kita harus membencinya dengan kebencian yang mematikan. Dosa adalah pembunuh besar, dan pencuri, dan wabah, dan kekacauan dunia ini. Jangan sampai kita berdamai dengannya. Mari kita mengobarkan peperangan tanpa henti melawannya.”
Saudaraku, kiranya saat teduh Kristen kali ini, memberikan kepada Anda pengertian yang melimpah akan pengrapan yang ada di dalam Kristus. Masalah terbesar kita adalah kematian dalam dosa. Tetapi pengharapan itu ada takala, Firman menjadi manusia.
Baca Juga:
Baiklah, kepercayaan/iman kepada Yesus dimulai dari melihat diri sendiri sebagai pendosa besar, mengakuinya, dan bertobat artinya membenci dosa-dosa dalam diri, membenci kebenaran diri yang palsu dan kebohongan dari perasaan yang menyatakan Anda berharga dalam dosa. Dan masuk ke dalam iman kepada Yesus. Tunduk taat, berpenyerahan kepada kebenaran-Nya dan berlutut di bawah kaki salib-Nya, dengan hati yang hancur. Amin
Baca Juga:
Posting Komentar untuk "Renungan Tentang Pengharapan Dalam Tuhan"
Silahkan Berkomentar