Renungan Mazmur 4:5-6 Mempersembahkan Hak Kepada TUHAN
Judul Renungan: Mempersembahkan Hak Kepada TUHAN
Bacaan Alkitab: Mazmur 4:5-6
Ketika saya menentukan judul dan tema untuk mendeskripsikan Mazmur 4:5-6 saya menemukan kata “Hak” atau bisa juga disebut, kepemilikan, kepunyaan, dan sesuatu yang menjadi bagian untuk kita. Tetapi secara jujur saya malu dengan kata-kata, ‘kita yang harus mempersembahkan hak kita kepada Allah.”
Manusia yang sudah berdosa, manusia yang busuk dan tidak ada di dalam kesadaran yang kudus. Mereka akan memikirkan bahwa dalam hidup mereka memiliki hak, dengan adanya kehendak bebas mereka. Namun saya dalam tulisan ini menyatakan, kita sebenarnya tidak memiliki hak setitikpun/sedikitpun.
Mungkin Anda sekarang berkata, “Apa, bukankah saya bebas memilih jalan hidup saya?” Baiklah mari bersama saya merenungkan Mazmur ini dan kita perhatikan dengan baik kata demi kata yang Pemazmur tuliskan dan merenungkannya.
Merenungkan dengan hati dan pikiran yang berpusat pada Kristus. Kiranya Allah Roh Kudus memberikan Anda dan saya pengertian yang melimpah-limpah dari kebenaran ini.
Mari kita bersempit hak yang dimaksud di sini. Hak yang dimaksudkan adalah kehidupan yang di mana kita merasa kita berhak melakukan apa saya dan mendapatkan apa saja. Seperti keinginan kita, rencana kita, dan segala hal yang berpusat pada 4 hal di bawah yang ada di dalam diri setiap kita.
1. Kenyamanan kita
2. Harga diri kita
3. Kita ingin diterima
4. Kita dapat mengontrol
Sesuai dengan teks Alkitab yang menjadi dasar renungan kali ini, saya mengajak Anda untuk merenungkan 2 hal yaitu pertama tentang kenyamanan dan kedua tentang control.
Di mana 2 poin ini berkaitan dengan 2 poin lainnya. Lalu pada poin yang terakhir bagaimana kehidupan kita yang dipersembahkan kepada Kristus dan untuk Kristus Ayat 6.
Sebelum masuk ke poin yang akan Anda dan saya pelajari mari kita baca dan renungankan teks Alkitab yang menjadi dasar pembelajaran.
Mazmur 4:5-6 (TB) "Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; barkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN."
A. R. Wijaya |
1. Kenyamanan diri
Setiap kita berpikir bahwa kita berhak untuk hidup nyaman, yang menjadi persoalannya bukan tentang berhak atau tidaknya. Marilah kita lihat sekeliling kita dan lihat kedalaman diri kita, lihat baik-baik dan pikirkan. Dalam hal ini saya sangat menganjurkan Anda untuk meditasi/berdiam diri.
Melihat kedalam diri sendiri sangatlah penting, untuk apa? Agar kita bisa mengerti betapa diri kita menginginkan kenyamanan. Pada saat yang sama kita akan sadar ada yang salah dengan apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita.
Ketika Anda melihat sekeliling Anda baik-baik saja, bukankah seringkali Anda merasa sesuatu yang buruk terjadi di kedalaman diri Anda. Saya pernah merasakan hal yang demikian, ada yang salah dengan diri saya.
Kenyamanan di cari semua orang, bagaikan sebuah emas murni yang tersimpan di dalam tanah. Ia sangat dalam dan tidak mudah untuk bisa menemukannya. Lalu apa hubungannya yang saya jelaskan di atas dengan Mazmur 4:5.
Baiklah mari kita renungkan kembali tentang kemarahan. Kenyamanan menjadi tolak ukur makna kehidupan dan bagaimana Anda dan saya berdiam diri ketika sedang marah. Paulus mengutip ayat 5 ketika ia menuliskan (Efesus 4:26), marah tetapi tidak berbuat dosa, amarah yang berdasarkan pada hikmat yang Alkitab nyatakan.
Ketika Anda dan saya marah, amarah yang berdasarkan keinginan untuk memuaskan ketidaknyamana di dalam diri untuk nyaman. Semua ini berakar dari diri yang merasa betapa berhaknya diri kita untuk marah.
Ada beberapa orang akan marah ketika harga diri mereka terganggu, saya begitu sering melakukan hal ini sebelum saya menyadari betapa tidak berhaknya saya dan ada hal yang harus saya renungkan di dalam diri saya sendiri.
Saya begitu mudah tersinggung hanya karena hal-hal sepele. Tetapi mari kita pelajari nasehat dari Pemazmur yang dikutip oleh Paulus. Bagaimana amarah haruslah tidak membawa kita lebih jauh ke dalam dosa.
Beberapa orang mungkin, akan secara langsung berbicara jika ia merasa tidak nyaman. Beberapa orang dengan panas hati menjauh dan berusaha meredakannya.
Tetapi saya mengajak Anda untuk melihat kedalaman diri kita ketika di tempat tidur, merenungkan setiap kejadian yang menyakitkan tersebut. Jujur dihadapan Allah, inilah inti dari apa yang Pemazmur sampaikan.
Saya memiliki tingkat kepekaan di atas rata-rata orang biasa, saya cepat marah, saya bahkan memiliki perasaan yang sangat senditif, karena kepekaan saya ini.
Saya rasa setiap kita memilikinya, ketika saya menyembuyikan hal ini, saya kira saya melakukan hal yang baik dengan cara tidak mengakui betapa sensitifnya saya, saya takut dianggap bahwa rasa itu suatu kesalahan. Sehingga saya tidak mengakuinya di hadapan diri saya sendiri, orang lain apalagi TUHAN. saya merasa nyaman untuk menyembuyikannya dan saya rasa saya memiliki hak untuk itu.
Tetapi ketika saya berdiam diri dan menyelidiki lagi, merenungkan dan meyadari bahwa setiap manusia unik dan berharga di hadapan Allah. Setiap keunikan yang Allah tempatkan di dalam diri kita, baik itu perasaan, pikiran dan banyak hal lain yang dipengaruhi oleh lingkungan. Jika dikuduskan untuk Kristus, Ia akan memakai itu untuk kemuliaan-Nya. Kita akan membahas ini lebih lanjut pada poin yang ke 3.
Tuhan tidak melihat apa yang bisa saya kerjakan dengan cara menyembuyikan apa yang saya anggap kurang dalam diri saya. Tetapi Tuhan menerima saya apa adanya saya karena Dia tahu saya dan Dialah yang menciptakan saya. Maka yang saya butuhkan adalah berdamai dengan apa yang ada dalam diri saya dengan cara jujur dan minta pengudusan dari Allah.
Pada akhirnya saya mengakui itu di hadapan Allah, dan sekarang ketika saya tersinggung saya berusaha untuk menenangkan diri dan melihat kedalaman diri seseorang yang menyinggung saya. Karena pada dasarnya setiap orang yang menyinggung kita mengolok kita, di kedalaman diri mereka ada yang salah, maka ada yang salah dalam diri mereka. Mereka pantas untuk kita doakan.
Mereka menganggap/merasa suatu kenyamanan jika dapat merusak kebahagiaan orang lain, ini adalah kecacatan moral, kerusakkan batin dan jiwa buah dari dosa yang nyata-nyata. Orang yang demikian memerlukan kasih karunia Yesus Kristus. Saya tidak mau membahasnya di sini, karena akan sangat panjang, namun saya ingin tegaskan kepada saudara bahkan diri saya sendiri.
Berdiam diri, berbicara kepada diri sendiri, menghancurkan diri yang merasa bahwa kita berhak untuk nyaman berdasarkan kesalahan yang merusak. Lalu berdiam yang seperti apa? Lalu bagaimana?
Kita akan masuk ke poin yang ke dua tentang kecenderungan kita untuk mengontrol. Ini sangat penting.
2. Kita suka mengontrol
Ketika Yesus digoda oleh Iblis ada tiga hal yang iblis tawarkan kepada Yesus, Kenyamanan untuk membuat batu menjadi roti karena Ia pada waktu itu lapar. Kekuasaan lalu menyembah iblis; control menjatuhkan diri agar malaikat melindungi Dia agar tidak terhantuk.
Saudaraku ketika kita menjadi marah, pada dasarnya kita sedang ingin mengontrol keadaan. Kita tidak ada damai sejahtera, ketika semuanya tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Sama seperti Yesus di ajak oleh iblis untuk menunjukkan kepada dia bahwa Yesus dapat mengontrol para malaikat untuk menahan Dia.
Begitu juga diri kita, dibawa oleh iblis untuk memilik control atas kehidupan, kita dibawa untuk kehidupan berpusatkan kepada diri. Saya belajar bahwa kemarahan di dalam diri adalah ketika saya berpusat pada harga diri saya, diri saya harus nyaman dan disenangkan saya harus dapat diterima apa adanya saya.
Saya mencari kasih dari kehidupan yang fana, saya menaruh harapan saya pada hal-hal yang dapat saya lihat dengan harapan saya dapat mengontrol semua itu sesuai keinginan saya. Saudaraku kita haruslah belajar bahwa kita bukan pusat, kita bukan pengontrol alam semesta dan semua hal sesuai kemauan kita.
Untuk itu, kita kembali pada kesadaran bahwa kita bukanlah pengontrol kehidupan, Anda dan saya tidak ada hak untuk itu. Hal ini bukan bagian kita, kita tidak dapat memakna semua orang dapat menerima kita, kita tidak bisa mengontrol semua orang memberikan rasa nyaman untuk kita, dan kita tidak bisa menempatkan harga diri kita di atas semua itu.
Jika kedalamam diri kita, tidak mampu benar-benar memberikan rasa aman dan nyaman ditengah kehidupan yang baik-baik saja di luar kita. Bagaimana mungkin keadaan yang di luar dapat memberikan semua kenyamanan seperti yang kita idamkan. Inilah akar dari kemarahan, jika lebih jauh lagi kita melihat akar dari semua ini adalah ketiadaan damai sejahtera Kristus.
Jadi ketika saya membawa Anda pada perenungan kitab Mazmur 4:5, saya mengajak Anda berdiam diri. Ini semua dengan tujuan untuk membawa hati dan pikiran kita kepada Kristus, berpusat kepada-Nya. Kita akan mesuk pada poin terkahir ayat 6 di mana inilah inti dari kehidupan, inti dari semua damai sejahtera yang di dapatkan para Rasul Kristus sebelum mereka masuk ke dalam kematian pemberitaan Injil, ada di ayat 6.
3. Mempersembahkan korban yang benar
Anda dan saya ada di bawah hukuman dosa, sampai pada akhirnya kita bertobat. Memandang kepada karya keselamatan yang hanya ada di dalam Kristus. ini adalah Injil Yesus Kristus, kabar baik untuk Anda dan saya sehingga kita beroleh kehidupan yang benar-benar menerima kedamaian yang dari dalam bukan dari luar.
Kedamaian yang Kristus kerjakan, hati yang baru pemikiran yang baru dan penyembahan yang baru (Yeheskiel 11:19). Menyembah Allah pencipta langit dan bumi, untuk bisa sampai pada titik di mana Anda dan saya dapat berdiam diri dan menikmatinya.
Kita haruslah ada di dalam Kristus, bagaimana ini terjadi Allah Roh Kudus bekerja di dalam hati Anda sehingga hati yang rusak oleh dosa pemberontakkan kita, dijadikan baru. Inilah persekutuan dengan Allah, persekutuan yang di dasari pada pengorbanan Yesus.
Sampai di sini saya mengajak Anda untuk menjadi seorang Kristen yang berpusat pada Kristus. sehingga damai sejahtera melimpah atas kehidupan Anda (Yohanes 14:26-27). Roh Kudus yang memberikan semua itu, ketika Anda di dalam Kristus.
Kehidupan yang baru, hati yang baru, cara pandang yang baru dan pola pikir yang baru. Semua ini mengarah kepada Kristus. (Roma 12:2) saudaraku persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahanmu yang benar, dengan memandang kepada kemurahan Allah.
Bagaimanakah kita dapat memandang kemurahan Allah, jawabannya ada di dalam Injil Yesus Kristus. keseluruhan Alkitab berbicara secara jelas dan mutlak tentang kebenaran Kristus. Di dalam Perjanjian Lama kita akan menemukan gambaran yang mengarah kepada karya keselamatan di dalam Yesus.
Ke empat Injil kitab-kitab pertama membicarakan kehidupan-Nya sampai pada kematian yang menyakitkan dan kehinaan yang sampai pada puncaknya. Namun Puji Tuhan kita mendapatkan pengharapan untuk percaya kepada Dia karena Dia telah bangkit dari kematian, maut tidak berkuasa atas-Nya (1 Korintus 15:1-5).
Iman kepada Kristus adalah iman yang tidak sia-sia, saya akan mengabarkan kepada Anda satu pengertian yang utuh tentang iman yang menyelamatkan lalu kita bergerak pada bagaimana menyerahkan hak kita dan hidup dalam kedamaian Kristus yang nyata-nyata.
Iman yang menyelamatkan
Kekristenan yang pada zaman modern berusaha memisahkan iman dari ketaatan kepada Allah, ia berusaha menunjukkan jenis injil palsu yang murahan dengan menggampangkan pengorbanan darah Kristus, seringkali saya sedih dengan realita Kekristenan semacam ini.
Saudaraku Anda harus mengerti ini, iman yang menyelamatkan adalah iman yang meninggalkan kebenaran Anda, kebaikkan Anda, semua hal yang Anda anggap berharga untuk tidak lagi percaya kepada semua itu, karena itu tidak menyelamatkan Anda, semua itu menyesatkan Anda.
Iman yang menyelamatkan adalah iman yang bercerai dari dunia, tidak mencintai dunia, baik itu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Anda diberikan hati yang baru hanya menaruh harapan pada kebenaran Kristus, bersujud, bertekuk lutut, berserah total, dan mengambil semua yang ada pada Kristus menjadi bagian Anda. inilah keselamatan, inilah kedewasaan Rohani.
Siapa yang mengikut Yesus tidak menyangkal diri dan memikul salib, selamanya ia bukan hanya tidak mendapatkan damai sejahtera yang sejati. Orang tersebut selamanya tidak mau menjadi milik Yesus. Dan Anda tidak bercerai dari dunia atau tidak samasekali meninggalkan kehidupan lama dan nikmatilah semua itu dan binasalah.
Injil murahan akan menyerukan percayalah kepada Yesus, namun Anda masih dapat hidup dengan cita-cita Anda, kebenaran Anda, dan ke-aku-an Anda. Dan berjuta-juta berhala di dalam diri Anda. ini sesat, ini kacau, dan ini tidak Alkitabiah, ini injil yang membinasakan. Saya harap injil semacam ini tidak lagi dikotbahkan. Baiklah kita semua bertobat dan kembali kepada Injil yang murni.
Dengan kata lain, kita kembali ke Mazmur 4:6, "persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN." Korban yang benar telah TUHAN sendiri persembahkan di atas Golgola, salib yang menjadi tempat menempelnya sobekkan daging Kristus, dan tetesan darah yang kudus. Menjadi saksi bahwa TUHAN memberikan yang indah dan mulia.
Kebenaran itu sekarang ada di dalam Anda dan saya, kita diajak untuk mempersembahkan diri kita, hak kita dan semua hal, bahkan kehidupan kita, percayalah kepada TUHAN.
Saudaraku, permasalahan terbesar manusia tidak menginginkan TUHAN, tetapi Roh Kudus yang melahir barukan kita, memberikan kita hati yang baru untuk selalu menginginkan TUHAN dan memuji memuja dan bersyukur atas kemuliaan demi kemuliaan yang nyata-nyata ini.
Berdiam dirilah saat marah, lihatlah kepada Kristus, kebenaran-Nya yang ada di dalam kita menguduskan kita. Sehingga kita layak untuk mempersembahkan kebenaran yang ada di dalam kita dan percaya kepada TUHAN. Dengan kata lain iman yang menyelamatkan adalah penyerahan hak kita kepada Allah. Semuanya dari Dia, oleh Dia, untuk Dia dan segala pujian hanya bagi Dia selama-lamanya.
Baca Juga:
TUHAN yang mempersembahkan Anak Tunggal-Mu, berikan saya kemampuan untuk melihat betapa saya harus memberikan semuanya kepada-Mu. Saya tidak lagi berhak atas hidup saya dan hanya Engkau yang berhak dan terpujilah nama-Mu selama-lamanya, dalam nama Yesus Tuhan kami, kekasih kami. AMIN.
Posting Komentar untuk " Renungan Mazmur 4:5-6 Mempersembahkan Hak Kepada TUHAN"
Silahkan Berkomentar