Renungan Mazmur 3:4-5 TUHAN Adalah Perisai dan Kemuliaan
Judul Renugan Kristen; TUHAN Adalah Perisai dan Kemuliaan
Bacaan Alkitab; Mazmur 3:4-5
Setiap persoalan, pada dasarnya, lahir dari pemberontakan manusia kepada Allah. Setiap manusia memilliki definisi masing-masing tentang kehidupan. Inilah yang melatarbelakangi pasal 3 kitab Mazmur. Di mana Absalom, mendefinisikan bahwa suatu yang baik bagi dirinya untuk membalas dendam dan membunuh semua saudara tirinya.
pada saat tulisan renungan saat teduh kali ini, kita mempelajari lagi, semua kejahatan Absalom, sebuah persepakatan gelap untuk merebut kekuasaan ayahnya. Berawal dari nafsu orang muda, yaitu Amnon yang sedang jatuh cinta kepada saudari tirinya. Mereka semua anak Daud. Anda dapat membaca cerita ini di 2 Samuel 13.
Saudaraku, ketika saya merenungakan akar dari permasalah di atas, sehingga munculnya Mazmur 3. Inilah akarnya, dosa, baik itu nafsu dan dendam. Pada akhirnya, adalah kematian. Saya sangat-sangat takut, saya benar-benar melihat satu kuasa yang menyelimuti hati manusia. Dosa benar-benar secara nyata menguasai manusia.
Mempelajari dan melihat reputasi yang buruk dari kerajaan yang dipimpin Daud. Kehidupan keluarganya yang berdarah, pedang yang melayang, menghanguskan setiap nyawa. Saya harap Anda dapat belajar dari cerita ini dan bergumul untuk kematian dosa yang ada di hati Anda, dosa yang paling tersembunyi sekalipun, yang ada di dalam diri kita semua.
Hal ini akan membawa kita pada pengertian yang mendalam lagi, yaitu tidak ada yang dapat diharapkan dari apa yang dunia ini perlihatkan. Semuanya adalah dusta, semuanya terlalu menyedihkan, semuanya sudah rusak, seluruhnya bahkan ada di dalam cengkeraman yang kuat dosa. Tetapi ada satu penghiburan yang indah, ketika kita membaca ayat 4-5. Seperti apa Itu? Mari kita lanjutkan!
Jika Daud pada ayat 1-3, mengeluhkan akan banyaknya musuh-musuhnya yang mengelilingi dia dan hanya pada Allah saja ia berharap. Pengharapan semacam ini adalah suatu hal yang dapat kita pelajari secara lengkap, tentunya dengan mata yang tetap memandang kepada Injil Yesus Kristus, Daud tetap berharap pada Allah.
Sebelum lebih jauh kita mempelajari Mazmur 3:4-5; TUHAN adalah Perisai dan Kemuliaan. Marilah kita baca dasar dari renungan kita kali ini;
Mazmur 3:4-5 (TB) "Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku. Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus."
Pada poin yang pertama, Kita dapat belajar bahwa dalam kehidupan persoalan selalu ada. Tetapi kemanakah kita berlindung, ketika dalam keadaan yang menakutkan? Kedua adakah perlindungan dari tempat di mana harapan kita tertuju.
Saya berdoa, kiranya kedua poin di atas memberikan kepada Anda pengertian yang lebih lagi tentang pengenalan akan kehadiran Kristus, perlindungan-Nya yang nyata dan abadi.
Agung Raditia Wy |
Renungan Mazmur 3:4-5 TUHAN Adalah Perisai dan Kemuliaan
1. Kemanakah Aku Dapat Berlindung Ketika dalam Ketakutan?
Saya tidak mengerti ketakutan seperti apa yang Daud alami saat itu, tetapi jika melihat dari permohonan yang ia sampaikan kepada Allah. Ia benar-benar takut, ia adalah seorang raja, bukan hanya itu ia seorang ayah. Yang ingin membunuhnya adalah rakyatnya sendiri dan anaknya sendiri, yaitu Absalom (2 Samuel 15:4-6).
Kita tahu bahwa Daud memiliki watak yang setia, terutama kepada orang-orang yang dekat dengannya. Orang-orang sebangsa dan senegara dengan dia. Bagi Daud, untuk membunuh seribu pasukan dari bangsa lain sangatlah mudah. Bersama dengan para panglima perangnya yang gagah perkasa.
Bagaimana mungkin ia harus membunuh rakyatnya sendiri dan anaknya sendiri. Ketakutan ini didasari kasih yang tulus. Ini terbukti jika kita melihat ke masa di mana Daud belum menjadi raja. Ia harus melarikan diri dari Saul, seorang raja yang juga ia kasihi. Karena ia pada waktu itu ingin dibunuh oleh Saul. Hal inilah yang dapat memberikan kita pengertian mengapa Daud begitu takut.
Baca Juga: Saat Teduh Kristen tentang TUHAN adalah gembala Rohani kita
Namun dalam bagian ini, dalam ketakutan, didesak dari kiri maupun kanan. Jiwa yang harus hancur, mata yang berkaca-kaca. Pikiran yang bingung, dan semuanya terlihat sangat gelap. Bukankah ini cerminan dari kehidupan kita?
Yaaa, memang Anda dan saya tidak sedang dikejar-kejar oleh anak kita atau saudara sendiri untuk dibunuh. Tetapi dalam ketenangan dan keheningan tanpa persoalan. Bukankah kita pernah merasakan kosong, aneh dan semuanya terasa melelahkan?
Kita masih ada di dalam dunia yang sama, dunia yang menderita, dunia yang ada di bawah murka Allah yang kudus (Yesaya 59:2). Dosa adalah pemisah antara Allah dan manusia, keterpisahan ini juga terjadi antara sesama manusia.
Kita masih ada dalam wadah yang sama, dunia yang kita lihat sekarang ini sedang ada di dalam hukum adil dari Allah yang mahakuasa. Tidak ada yang baik dan yang benar (Roma 3:10), yang dapat dihasilkan oleh manusia. Kalaupun ada, hal itu merupakan pemberontakkan kepada Allah.
Permusuhan antara manusia dan Allah inilah yang menjadikan manusia mati (Efesus 2:1). Ada di dalam cengkeraman maut. Saya tidak sedang menakuti ataupun membuat semuanya lebih dramatis.
Saya sedang menunjukkan kepada Anda satu realita dari dunia yang telah ada di dalam dosa, karena Anda dan saya adalah orang berdosa, kita pendosa besar.
Daud dalam seruannya dengan penuh keyakinan, bahwa Allahlah yang telah menolong Dia. TUHAN yang sama menolong Daud. Dapat menolong kita sekarang, Ia adalah Allah yang berkuasa, Dia yang berdaulat dan pemilik kehidupan ini.
Saya mengajak Anda untuk melihat dan memandang kepada sifat-sifat Allah. Pada masa-masa kelam dalam hidup saya. Dulu saya hanya bisa melihat Allah yang abstrak, dari sosial media. Satu kalimat yang cukup membuat saya bertanya-tanya.
“Tuhan lebih besar daripada masalahmu, maka lihatlah Tuhan.” Tidak ada yang salah dengan kutipan ini, tetapi saya ingin memperjelasnya. Agar kita tidak salah paham, dan saya ingin selalu mengingatkan Anda bahwa masalah terbesar kita adalah dosa.
Pemberontakkan kita kepada Allah, pemberontakkan hati Daud kepada Allah, pemberontakkan Absalom kepada Allah, dan pemberontakkan saudara tirinya kepada Allah. Tidak ada satupun di antara kita yang tidak memberontak kepada Sang Kudus dari sorga.
Dari pemberontakkan inilah, kita sekarang telah mengenal diri kita, untuk mengenal Allah yang Kudus. Kita haruslah lebih dulu melihat sendiri apa yang ada di kedalaman hati kita, kiranya Allah yang kudus membukakan semua itu dan kita dapat bertobat. Karena dosa yang menguasai kesesakan ada di pikiran, rasa bosan, sedih, campur aduk ada di dalam setiap kita.
Tetapi seperti sub judul artikel ini; kemanakah aku dapat berlindung. Kita mendapatkan dua pilihan: Pertama mengandalkan Allah yang kudus, yang pada akhirnya mendidik kita untuk membawa kita ke dalam hidup yang kudus dan penuh kemuliaan. Kedua mengandalkan diri sendiri, yang kita tahu hanya diri sendirilah yang dapat menerima kita apa adanya tanpa didikan tetapi masuk lebih dalam lagi pada gelapnya kehidupan.
Dua pilihan di atas, akan menjelaskan poin kedua dari artikel ini; yang terpenting juga, bagaimana saya akan menjelaskan sifat Allah yang akan menjadi pusat dari cara pandang kita, ketika di dalam ketakutan.
2. Adakah Pertolongan dari Tempat Perlindungan?
Harapan kepada pikiran dan perasaan adalah sia-sia, ia adalah pembohong besar (Yeremia 17:9). Saudaraku, kita semua ada di dalam daging yang sangat mencintai dosa, ia ingin selalu dipuaskan oleh dosa. Ia seolah-olah berteriak kesakitan jika tidak dipuaskan.
Jika Anda dan saya mengerti betapa daging, yang disertai hati dan pikiran adalah kekasih dosa. Pada awalnya, mereka inilah yang selalu ingin dipuaskan oleh dosa.
Baiklah kita sadar untuk tidak hidup berdasarkan pemikiran atau hikmat. Baiklah kita tidak hidup berdasarkan perasaan. Dan baiklah kuasa daging yang mencintai dosa kita buat ia terus kelaparan. Tidak memuaskannya dengan dosa yang akhirnya, membawa kita ke dalam penyesalan.
Jangan mengandalkan ketiganya, walaupun kita tahu, hanya hal inilah yang ada di dalam diri kita yang mampu mengerti diri secara untuh. Tetapi pada saat yang sama, mereka mendustai. Berdoalah untuk kekalahan ketiganya (Matius 26:41). Baik kehendak daging, kehendak pikiran, dan kehendak hati.
Biarlah Allah yang kudus, melalui firman-Nya menyelidiki kita (Yeremia 17:10), biarlah harapan kita hanya tertuju kepada Allah yang kudus. Bagaimana mungkin sang seniman tidak tahu kebutuhan dari ciptaan-Nya.
Begitu juga dengan Allah yang kudus dan mahakuasa. Sang seniman kehidupan, sangat mengerti luka yang kita rasakan. Ketika secara jujur kita datang kepada-Nya dan berharap dan mengakui ketidakmampuan kita (Mazmur 3:5).
Kepada siapa Anda berharap, kita memiliki kecenderungan untuk berharap pada sesuatu yang bukan Allah yang kudus.
R.C. Sproul Dalam kotbahnya mejelaskan; “Mengasihi Allah yang kudus adalah di luar kemampuan moral kita. Jenis Allah yang dapat kita kasihi dengan natur kita yang berdosa adalah ilah berhala yang dapat kita buat dengan tangan. Jika kita tidak lahir oleh Roh Allah, jika Ia tidak mencurahkan kasih-Nya ke dalam hati kita, kita tidak dapat mengasihi Dia. Untuk dapat mengasihi Allah yang kudus, kita membutuhkan kasih karunia yang cukup kuat untuk menghancurkan hati kita yang keras dan membangunkan jiwa kita yang mati”.
Demikianlah realita kehidupan manusia, akan adakah pertolongan dari berhala-berhala ciptaan pikiran kita? Akan adakah sukacita sejati di dalam diri ketika kita mengandalkan hikmat kita? Akankah semua hal yang kita anggap baik itu memberikan kita pertolongan di dalam ketakutan? Jika mau jujur, semua sia-sia.
Daud telah hidup, Daud ada di dalam Allah, Ia bertobat ketika didatangi oleh Nabi Natan ketika ia diketahui telah berzinah dan membunuh (2 Samuel 12; Mazmur 51). Inilah bukti dari kasih karunia Allah. Dia kudus, Allah tidak mau orang-orang yang Ia kasihi tidak Kudus, Ia sendirilah yang menebus umatnya dan Ia dengan penuh amarah dan kasih, memberikan kita pengampunan yang kekal.
Dia Allah yang adil, murka kepada kejahatan manusia, Ia adalah Allah yang membinasakan orang-orang berdosa seperti Anda dan saya.
Murka Allah terhadap dosa dijelaskan dengan baik oleh Paul David Washer, melalui Anak Allah yang kudus, semua murka Allah ditimpakan kepada Kristus, sehingga Yesus benar-benar hancur; "Ia menderita hukuman ilahi karena dosa-dosa mereka. Ia juga ditinggalkan oleh Tuhan dan diremukkan di bawah murka-Nya untuk menggantikan mereka”.
Ia di sini adalah Yesus Kristus, Allah sangat-sangat membenci pemberontakkan manusia. Ia adil dan keadilan-Nya adalah kudus dan berkuasa. Saudaraku, inilah Allah kita, Allah yang menjadi tempat kita berseru.
Tetapi kutipan yang saya ambil dari penjelasan Paul Washer, merupakan sedikit dari penjelasan tentang kasih Allah. Allah kita bukan hanya adil, Ia adalah kasih, ia memberikan anak Tunggal-Nya. Ia merelakan Anak yang Ia kasihi untuk ditimpakan semua hukuman dosa Anda dan saya. Inilah Injil, inilah jalan masuk untuk dapat berseru dan berlindung kepada Allah yang berkuasa.
Dosa membawa manusia ke dalam maut. Dosa adalah musuh terbesar jiwa yang kekal, jiwa yang diciptakan untuk bersekutu dan memuliakan Sang mulia.
Saudaraku, Salib Yesus adalah kemuliaan, itu adalah kemenangan. Kita dapat mengerti betapa Allah adalah perisai, ketika kita memandang kemenangan Yesus di atas kayu salib.
Kita dapat mengerti kemuliaan Yesus, ketika kita dibawa melihat murka Allah yang ditimpakan kepada Yesus di atas kayu salib. Daud sangat mengerti hal ini, ia mengerti betapa besar kasih anugerah Allah untuknya seorang anak yang terbuang, oleh keluarganya bahkan sangat-sangat diremehkan. Lalu ia dapat mengertbeta betapa besar kasih Allah, ketika dosa-dosanya diampuni.
Mazmur 5:13 (BIMK) "Sebab Kauberkati orang yang setia kepada-Mu, Kau lindungi mereka dengan kasih-Mu." Kesetiaan Kristus, kebenaran Kristus dan kekudusan Kristus. Menjadikan Anda dan saya orang-orang yang ada di dalam perlindungan TUHAN. Ini adalah Injil, kabar sukacita, kabar yang secara sungguh membawa kita ke dalam pertobatan untuk menikmati Yesus Kristus."
Di dalam Kristus kita dibawa untuk secara serius melihat dosa kita, di dalam Kristus kita adalah orang-orang yang layak dibinasakan. Tetapi kasih karunia terlalu besar, ia yang menerima semua murka dosa adalah Dia yang saat ini bersama-sama Anda dan saya Allah Imanuel.
Keselamatan, keselamatan, keselamatan hanya dari Dia. Ini bukanlah keselamatan dari penderitaan dunia, ini keselamatan dari hukuman kekal, dari dosa.
Keselamatan yang membawa Anda menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus dan Dialah Kemuliaan, perisai dan tempat perlindungan yang teduh. Biarlah Air itu mengalir dari hati Anda dan memuaskan Anda.
Kemanakah kami dapat pergi? Kami adalah debu, ijinkan kami untuk hancur bersama Kristus dan kami dapat menemukan kekudusan-Mu. Kami dilayakkan memanggil Engkau Bapa kami, ini merupakan anugerah paling besar. Dalam gelap dan ketakutan kami, kami berharap kepada-Mu dan terus memanggil Engkau, merindukan-Mu dan bersukacita karena Allah adalah gunung batu dan kota benteng yang teguh selama-lamanya tak akan goyah.
Satu sukacita besar ketika kami sadar, tidak ada yang perlu kami pertahankan dari diri kami. Biarlah hati kami berteriak kepada-Mu. Sama seperti Daud berteriak, “Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus”. Kau menjawab, Kaulah tempat perlindungan yang utuh dan Engkaulah perisai dan kemuliaan kami, di dalam nama Yesus Kristus Sang Kudus dari Sorga, AMIN.
Sukacita dan damai sejahtera melimpah atas kita sekalian. Roh Kudus selalu berserta kita, memberikan Injil dan penghiburan yang kekal di tengah-tengah kesesakan dunia ini.
Posting Komentar untuk " Renungan Mazmur 3:4-5 TUHAN Adalah Perisai dan Kemuliaan"
Silahkan Berkomentar