Arti Manusia Diciptakan Segambar Dan Serupa Dengan Allah
Agungraditiaw.com_Pada artikel sebelumnya saya telah menuliskan, bagaimana Allah menciptakan alam semesta beserta isinya untuk memancarkan kemuliaan-Nya. Kali ini melalui Kejadian 1: 26-31 kita akan bersama belajar untuk mengerti maksud dari, manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah.
Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, artinya manusia memiliki sifat-sifat Allah yang mulia. Manusia mencerminkan kemuliaan Allah itu sendiri, maka dari itu, ketika kita memperhatikan yang Alkitab tuliskan. Saat Allah telah menyelesaikan ciptaan-Nya yaitu alam semesta. Ia hanya memandang semua ciptaan, dengan penuh kepuasan, Alkitab menuliskan “Allah melihat semua itu baik.”
Bagaimana dengan manusia, ketika Allah telah menciptakannya. Hal inilah akan kita renungkan pada poin-poin yang akan saya jabarkan. Ketika alam semesta lebih dulu diciptakan dan semua isinya, memancarkan keindahan yang sempurna. Hal ini memberikan kepada kita pengertian, betapa jenius-Nya, bahkan sangat berkuasa-Nya pencipta alam semesta.
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa allah supaya, mereka dapat berkuasa atas semua ciptaan, baik itu alam semesta maupun semua mahluk hidup di dalamnya. Tujuan Allah menciptakan manusia, sebagai gambar dan rupa Allah, hal inilah yang akan kita dalami pada poin-poin yang saya jabarkan.
Bukan asal menciptakan lalu tidak ada makna samasekali. Manusia gambar dan rupa Allah, merupakan ujud dari kekuasaan Allah yang tidak terbatas, ada dalam diri manusia yang terbatas. Sehingga manusia memiliki hak untuk berkuasa di alam semesta. “takluklah bumi,” ini merupakan perintah Allah kepada manusia.
Untuk lebih spesifik lagi, mari kita bersama memikirkan, makna penciptaan bagi orang Kristen. Terutama dalam konteks ini, menusia dipandang oleh Allah sebagai ciptaan yang sungguh amat baik bersamaan dengan ciptaan lainnya.
Tentunya akan berpusat pada Injil, karena pengharapan Kekristenan hanya ada ketika Injil Yesus Kristus dikabarkan melalui lisan maupun tulisan.
Ciptaan yang menjadi satu kesatuan yang utuh, memperlihatkan kepada Anda dan saya kebesaran dan kemahakuasaan Allah. Bahkan Allah Tritunggal harus berdikusi, untuk menciptakan manusia, sehingga manusia menjadi gambar dan rupa Allah.
Setiap poin yang akan saya jelaskan, berpusat pada Injil. Saya akan membawa Anda untuk melihat satu kesatuan Alkitab, mengapa Alkitab menjadi kanon? Karena Alkitab pada dasarnya sedang memberitakan Kristus yang adalah Allah.
Inilah yang menjadi pembelajaran penting bagi kita, ketika Injil disampaikan maka Firman yang hidup, menjadi kabar sukacita bagi manusia-manusia berdosa yang pada dasarnya tidak berpengharapan.
Mengapa Alkitab mengabarkan Kristus (Mesias)? Dari pertanyaan inilah yag akan menjadi, pokok utama, mengapa kita harus secara mendalam memikirkan dan merenungkan bahwa kita adalah gambar dan rupa Allah. Adapun yang akan saya jabarkan ada 3 poin;
- 1. Cerminan dari kekuasaaan Allah dan kemuliaan-Nya.
- 2. Kekuasaan yang diperluas dan pusat dari penyembahan.
- 3. Definisi yang benar dari Sang Kereator.
Arti Manusia Diciptakan Segambar Dan Serupa Dengan Allah
1. Cerminan dari kekuasaaan Allah dan kemuliaan-Nya.
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Kejadian 1:26-27 (TB)
Kita telah sampai pada penciptaan hari ke enam, perjalanan yang cukup panjang dari hari pertama sampai saat ini, penciptaan terus dilaksanakan. Saya akan menaruh link perjalanan penciptaan hari pertama sampai ke enam (di akhir artikel) dimana Allah menciptaan binatang-binatang, sebelum Ia menciptakan manusia, yang kita bahas pada bagian ini, kita lanjut!
Manusia diciptakan pada hari yang terakhir, dan merupakan ciptaan yang paling terakhir. Sebelum akhirnya Allah beristirahat dari segala pekerjaan-Nya. Saudaraku ada pelajaran penting ketika kita memperhatikan manusia diciptakan pada hari yang terakhir. Gambaran dari sifat Allah yang menciptakan langit dan bumi, “Sebab beginilah firman TUHAN, yang menciptakan langit dan, - Dialah Allah – yang membentuk bumi dan menjadikannya, - dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami-: “Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain.”” Yesaya 45:18 (TB)
Allah sedang menununjukkan kepada manusia yang mampu berpikir dan memperhatikan itu, bahwa manusia tidak ada ambil bagian sedikitpun dalam penciptaan.
Manusia juga ciptaan, manusia haruslah merendahkan diri di hadapan Allah, karena manusia mutlak ciptaan Allah. “Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!” Ayub 38:4 (TB)
Ketika kita merenungkan lebih lanjut lagi, Allah menjadikan ciptaan yang terakhir, serupa dan segambar dengan Dia. Artinya manusia memiliki kesamaan dengan Allah.
Manusia diciptakan untuk menunjukkan bahwa Allah benar-benar ada, Allah itu kudus dan mulia, meskipun secara realita sampai hari ini tidak ada satupun dapat menunjukkan secara langsung keberadaan Allah.
Mengutip pendapat dari Bob Utley dalam Commentary kitab Kejadian hal. 31; “Kata Yunani gambar dan rupa ditemukan dalam PB untuk menjelaskan kemanusiaan (lih. I Kor 11:7; Kol 3:10; Ef 4:24; Yak 3:9). Dalam pemikiran saya kata-kata ini bersinonim dan menjelaskan bagian dari kemanusiaan tersebut yang secara unik mampu untuk berhubungan dengan Allah. Inkarnasi Yesus menunjukkan kemampuan seperti apa yang mestinya dimiliki manusia di dalam Adam dan satu hari nanti akan dimiliki melalui Yesus Kristus.”
Rancangan yang sepurna dari Allah Tritunggal, manusia diciptakan untuk menjadi penguasa apa yang telah Allah ciptakan. Semua hal yang indah dan memberikan kegembiraan dan ketenangan bagi jiwa. Kesegaran dan kealamian dunia. Akan menjadi milik manusia, manusia diciptakan agar manusia berkuasa atas semua ciptaan lainnya.
Semua ciptaan selain manusia, ciptaan yang tidak secara lansung Allah bentuk dengan tangan-Nya, dan tidak berasal dari napas-Nya. Diciptakan untuk manusia, sehingga manusia berkuasa dan kekuasaan ini menunjukkan secara jelas kemuliaan Allah dan betapa Allah berkuasa atas semua yang Ia ciptakan.
Manusia, memiliki pelayan yaitu ciptaan lainnya. Dan manusia hidup untuk melayani Allah. Baik binatang dan tumbuhan, tidak memiliki keuasa untuk memuliakan Allah, mereka tidak sama dengan manusia.
Manusia diciptakan oleh Allah, bukan berdasarkan apa yang tidak sebelumnya. Manusia diciptakan, karena Allah menunjukkan gambar diri-Nya. Allah tidak memilih satupun dari ciptaan lainnya, untuk menjadi sama dengan manusia.
Sungguh realitas ini suatu kemuliaan yang terpancarkan dari diri manusia. Manunjukkan betapa Allah layak untuk menerima segala pujian dan hormat kita, kita diciptakan untuk Pribadi yang kudus, kudus yaitu diri-Nya. Dan semua hal yang Allah ciptakan sebelum mansia diciptakan, ini semua untuk manusia yang memancarkan kemuliaan Allah.
Pertanyaan dan Injil untuk kita
Bagaimana dengan realitas kehidupan kita sekarang? Alkitab menuliskan, dunia sedang berjalan menuju kebinasaannya. Oleh karena keinginan dan semua hal yang manusia itu sendiri rindukan.
Pada Kejadian 3 artikel-artikel berikutnya, kita akan belajar. Bagaimana sebenarnya manusia, tidak lagi menjadi penguasa ciptaan. Sebaliknya manusia telah menjadikan semua ciptaan, sebagai tuhan atas dirinya.
1 Yohanes 2:17 (TB) “Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” Roma 1:23 (TB) “Mereka menngantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambar yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.”
Ini realita kehidupan umat manusia, setelah kejadian 3, kemuliaan Allah digantikan oleh manusia itu sendiri dengan sesuatu yang mereka anggap mulia. Maka dari itu bagaimana cara kita untuk dapat kembali kepada kemuliaan itu, bagaimana agar kita bisa hidup kembali dalam kemuliaan yang untuk itulah kita diciptakan.
Pertanyaan yang akan selalu hadir dalam benak semua orang, yaitu tentang makna dari kehidupan. Bagaimana kita dapat menemukan makna ini? Bagaimana kehidupan bisa lebih berarti, kita bisa mendapatkan alasan yang jelas untuk tetap terus berjuang? Saudaraku tidak ada makna, tidak ada perjuangan kita yang berarti. Jika kita kembali dan merenungkan ayat di atas. 1 Yohanes 2:17 dan Rom 1:23.
Kabar yang sangat buruk, Alkitab menuliskan tetang bagaimana manusia pada dasarnya memancakan kemuliaan Allah. Tetapi pada saat yang sama, saya tidak bisa tidak memberitahu Anda hal buruk ini, bahwa kita telah kehilangan kemuliaan itu dan kita sebenarnya telah mati di dalam dosa-dosa kita, kita hanya menunggu waktunya untuk binasa.
Mungkin sebelum saya melanjutkan ke poin selanjutnya, saya akan memberitahukan Anda tentang Injil, Injil yang memberikan harapan baru, ‘jika Allah tidak mengaruniakan Yesus, sebagai korban penebus dosa, Yesus tidak ditimpakan semua murka Allah atas dosa kita, maka selamanya Anda dan saya memperjaungkan Kesia-siaan dan terus memperjuangkan kebinasaan karena kita hidup dalam kebinasaan.’
2. Kekuasaan yang diperluas dan pusat dari penyembahan
"Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. " Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian." Kejadian 1:28-30 (TB)
Penaklukan bumi, hanya bisa terjadi ketika manusia berada di dalam rencana dan rancangan Allah. Penyembahan yang benar untuk melihat betapa mulia-Nya Allah kita, hanya akan kita dapatkan ketika kita berada di dala Kristus, Sang Penubu yang membawa kita kembali kepada definisi Allah tentang baik dan buruknya kehihidupan.
Pada bagian ini, kita akan dengan jelas belajar tujuan yang Mahakuasa atas kehidupan kita, kehidupan yang ada di dalam rancangan kekal. “BERANAKCUCU DAN BERTAMBAH BANYAK” dan “PENUHILAH BUMI DAN TAKLUKKANLAH ITU, BERKUASALAH ATAS” melalui perintah Allah ini, kita akan mempelajari tiga poin;
- A. Bertambah banyak dalam kehidupan
- B. Namun kini dalam kematian
- C. Rancangan Allah
A. Bertambah banyak dalam kehidupan
Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, mereka ada di dalam kehidupan sejati yang menikmati kemuliaan Allah. Bukan hanya itu, segala sesuatunya tersedia dengan baik, tidak ada yang tidak ada. Semua poin menghasilkan buah, untuk dimakan manusia. Mereka dapat berkebangbiak dalam kehidupan kekal sehingga keturunan mereka juga menikmati kemuliaan Allah.
Manusia tidak bisa dipungkiri, Roh dan daging, kerohanian yang kekal dan kehidupa daging yang terbatas dan fana. Kehidupan yang kudus, tidak melawan Allah dan menuruti semua apa yang menjadi rancangan Allah atas kehidupa mereka.
Ini merupakan kehidupan yang indah, kehidupan tanpa penderitaan dan keluh kesah. Kehidupan seperti inilah yang ada di dalam rancangan Allah. Agar manusia bertambah banyak dan memenuhi bumi di dalam kemuliaan-Nya. Manusia tidak hanya beranak secara jasmani, manusia juga beranak secara rohani.
Ini adalah perintah untuk bertambah banyak bagi kemuliaan Allah, betambah banyak di dalam kehidupan yang menyembah Dia pencipta alam semesta. Manusia adalah karya tangan-Nya, manusia mendapatkan napas dari Allah (Kejadian 2:7), maka manusia dapat hidup. Manusia istimewa dan berhara di mata Allah.
Satu konsep yang haruslah kita renungkan, ketika sekarang kita mendapati bahwa kita telah jatuh di dalam dosa. Kita mati dan hidup di dalamnya (Efesus 2:1), maka dari itu untuk lebih jelas. Saya mengajak Anda untuk mengerti bahwa manusia sedang bertambah banyak di dalam kematian.
B. Namun kini dalam kematian
Tidak bisa terelakkan Alkitab dengan jelas, menuliskan, mengkonfirmasikan kepada kita, bahwa semua manusia telah ada di dalam dosa. Karena satu orang yaitu manusia pertama yang sempat menikmati betapa damai dan indahnya dunia.
Ia telah jatuh ke dalam dosa, memberontak, ia melawan Allah. Sehingga manusia terpisah dari Allah. Keterpisahan inilah kematian itu, dosa merupakan pemisah mutlak antara manusia dan Sang Kudus yang menciptakan langit dan bumi.
Manusia yang diperintahkan beranak cucu, tidak lagi memiliki keturunan yang dapat menaklukan ciptaan yang Allah perintahkan agar manusia taklukan. Melainkan merekalah yang menaklukan diri, memberikan diri mereka kepada semua hal yang ada di dunia dan dijadikan oleh mereka semua itu tuhan. Ini merupakan pelacuran rohani, manusia telah berzinah secara rohani, ini kebinasaan kekal.
Kematian menjadikan manusia tetap bertambah banyak, tetapi semakin banyak juga pemberontak. Semakin banyak pula orang-orang yang akan binasa karena melaksanakan penyembahan yang samasekali salah. Inila realita kehidupan manusia, manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Alkitab menuliskan semau ini.
Agar kita sadar betapa kita membutuhkan juruselamat, agar kita dapat kemabli kepada Allah, kemabali kepada rancangan yang mula-mula, rancangan inilah kerinduan terdalam yang ada di dalam diri semua umat manusia. Kemuliaan dan kekudusan Allah yang sempurna dan dapat membuat kita terkagum-kagum ketika melihat semau ini secara jelas.
C. Rancangan Allah
Kerinduan saya ketika saya menuliskan artikel ini, selain Anda membacanya sampai selesai. Anda dapat mengerti bahwa di dalam Kristus Allah memiliki rancangan yang sama untuk kita ciptaan-Nya. Rancangan ini tetap dari dahulu dan sampai selama-lamanya.
Sangalah penting untuk kita mengerti dan terus mengulang-ngulang bahwa Allah ingin kemuliaan-Nya dapat dinikmati setiap kita, kemuliaan-Nya tersiar diseluruh dunia, dan kemuliaan-Nya membawa damai sejahtera bagi umat manusia.
Inilah esensis dari iman Kristen, Kitab Kejadian mendefinisikan rancangan Allah dengan baik dan sangat sempurna. “PENUHILAH BUMI DAN TAKLUKKANLAH ITU, BERKUASALAH ATAS SEMUA MAHLUK HIDUP LAINNYA.” kata, “taklukan” memiliki makna yang cukup sadis di dalam bahasa Ibraninya, yaitu “supaya mereka berkuasa” Ini secara hurufiah “menginjak-injak” (BDB 853, KB 1190, Qal IMPERFECT yang digunakan dalam pengertian sebuah JUSSIVE). Commentary Bob Utlay hal. 31
Mungkin kata ini memiliki arti yang cukup keras dan kasar, tetapi memang untuk itulah semua ciptaan diciptakan oleh Allah. Sehingga manusia hanya melayani Allah. “Konsep yang sama seperti ini ditemukan dalam ay 28.”
“Kedua istilah, “berkuasa” dalam ayat 26 dan 28, dan “taklukkan” dalam ay 28 memiliki etimologi dasar yang sama yang artinya “melangkahi” atau “menginjak.” Walaupun KATA-KATA KERJA ini sepertinya keras, namun ini mencerminkan gambar dari pemerintahan Allah. Umat manusia memiliki kekuasaan atas bumi yang diciptakan karena hubungan mereka dengan Allah.”
"Mereka memerintah atau berkuasa sebagai perwakilan-Nya, dalam sifatNya. Kekuatan bukanlah masalah teologisnya, melainkan cara melaksanakannya (bagi diri sendiri atau bagi kebaikan orang lain)!” Bob Utlay Commentary.
Marilah kita renungkan semua ini, saya berkali-kali menjelaskan untuk menegaskan bahwa kita saat ini, justru mengalami hal yang sebaliknya. Kita dikuasai oleh semua ciptaan, kita lebih memuliakan semua ciptaan ini, padahal semua ciptaan ini yang harusnya memuliakan kita dan kita memancarkan kemuliaan Allah sehingga kita semakin kagum kepada Allah. Inilah rancangan Allah, Allah mau supaya kita tidak menyembah berhala, tidak meyembah ciptaan.
Kita seharusnya beranak cucu dan bertambah banyak, memenuhi bumi dan berkuasa. Ini bukan kekuasaan yang tanpa alasan, ini kekuasaan yang memusatkan diri pada penyembahan yang benar yaitu kepada Allah.
Manusia memenuhi bumi, menyembah Allah yang benar dan menaklukan semua binatang dan semua hal yang ada di dalam dunia saat ini. Maka kita dapat mengerti sekarang, rancangan Allah untuk manusia yang Ia ciptakan berdasarkan gambar dan rupa-Nya untuk kemuliaan nama-Nya.
Selanjutnya, kita akan lebih jelas lagi mengerti bahwa, walaupun manusia telah kehilangan definisi yang benar tentang kehidupan. Namun Allah tidak kehilangan definisi itu, sebab Ia datang untuk mendefinisikan kembali umat manusia, agar umat manusia dapat hidup bersama-Nya dan menikmati semua hal yang Ia rancangkan sebelumnya.
Pada poin yang ketiga, saya akan menjelaskan lebih banyak lagi tenang Injil, kiranya Injil dapat semakin jelas dan Anda mendapatkan satu pelajaran penting tentang kita yang adalah gambar dan rupa TUHAN pencipta alam semesta. Mari kita lanjutkan!
3. Definisi yang benar dari Sang Kereator
Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. Kejadian 1:31 (TB)
Kini kita melihat atau bisa membayangkan sejenak, bagaimana Allah telah menyelesaikan hasil karya-Nya pada hari keenam. Definisi yang kekal dan Allah tidak akan membiarkan definisi ini rusak selamanya, Ia akan memulihkan semuanya pada waktunya dan sesuai dengan kekayaan rahmat-Nya. Pada waktunya kita disatukan secara sempurna di dalam Yesus. (Efesus 1:9-10).
Definisi Allah yang baik, hanya akan kita dapatkan pada masa sekarang. Ketika Kristus ada di dalam diri kita dan kita di dalam Kristus. Ketika manusia telah lahir baru, mati bersama Yesus dan hidup kembali bersama Yesus, kematian itu adalah kematian atas dosa dan hidup itu adalah kehidupan di dalam Yesus untuk melaksanakan kehendak Allah yang Ia rancangkan sebelumnya.
Manusia mendefinisikan segala sesuatunya sesuai dengan apa yang mereka anggap baik. Ini semua kesalahan besar yang menadi pusat dari dosa-dosa manusia.
Hari-hari yang berlalu begitu terasa membosankan, manusia lelah dan lesu, manusia menjadi tua. Penulis kitab Pengkotbah adalah Salomo, dengan tegas ia menuliskan bahwa apa yang ada di dunia ini ‘sia-sia.’
Ketika Allah melihat semuanya sungguh amat baik, kini realitanya manusia melihat semuanya sungguh amat buruk. Ketika Allah menciptakan mausia segambar dengan Dia.
Tetapi manusia saling menghina, saling memperbudak dan saling membunuh. Sejarah kehidupan manusia sangatlah kacau, mengapa ini semua terjadi, manusia mempertanyakan keberadaan yang Kudus. Mereka tidak menyadari bahwa semua ini terjadi karena hasil definisi manusia yang berdosa.
Sekarang, kita orang-orang percaya dipanggil dari dalam kegelapan. Kita yang berada di bawah hukuman. Ketika Yesus menjadi TUHAN atas kehidupan kita (2 Korintus 5:17). Efesus 4:24 (TB) “dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya."
Kolose 3:10 (TB) “dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.” Inilah Injil, kehidupan yang baru di dalam Kristus, untuk kembali kepada definisi Allah yaitu menguasai apa yang Allah perintahkan agar kita tidak menyembah ciptaan tetapi menguasai segala ciptaan.
Tetapi ketika manusia masih di dalam dunia, untuk kembali kepada kebaikkan yang Allah maksudkan. Maka kita harus memperhatikan, bahwa gambar dan rupa Allah di dalam Yesus haruslah juga kita perjuangkan, Roh Kudus tentunya memampukan kita.
Kita di dalam kehidupan baru, memiliki kerinduan baru, untuk selalu membaca Firman dan berdoa untuk kemuliaan Allah. Kehidupan baru yang menyadari secara nyata bawa kematian dosa sangatlah serius. Itu mengapa Yesus pada dasarnya mengulangi perintah Allah untuk beranak cucu bukan hanya secara biologis tetapi juga secara rohani (Matius 28:19).
Jika Allah memerintahkan Adam dan Hawa untuk beranak cucu secara Rohani dan Biologis. Maka kita yang ada di dalam Kristus juga haruslah melakukan hal yang sama. Bukan hanya memili anak-anak biologis tetapi juga anak Rohani. Membawa jiwa-jiwa kepada Kristus, inilah rancangan kekal Yesus setelah manusia jatuh ke dalam dosa.
Mengembalikan manusia kepada gambar dan rupa Allah, maka Yesus harus dikorbankan sebagai korban yang sempurna. Kepada-Nya ditimpakan cawan murka Allah, supaya kita yang percaya kepada-Nya. Beroleh kehidupan yang baru, untuk hidup hanya di dalam kekudusan Allah.
Diberikan kepada kita kebenaran-Nya, kekudusan-Nya dan kita menjadi layak untuk disebut anak-anak Allah. “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang dipernakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki melainkan dari Allah.” Yohanes 1:12-13 (TB)
Penutup dari penulis
Ketika saya merenungkan Kejadian 1:26-31, begitu sulit untuk membawa. Ayat-ayat ini kepada Injil, tetapi saya me yakini, tidak ada satu ayatpun yang ada di Alkitab yang tidak mengacu kepada Kristus. Karya penebusan yang merupakan inisatif Allah Tritunggal.
Saya mendapatkan satu pengertian akan Injil Kristus dalam Kejadian 1:26-31, ketika Allah memberitahukan kepada kita melalui Alkitab. Bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah. Maka gambar yang sempurna, rupa yang sempurn berkenan di mata Allah, hanya Yesus Kristus. Karena semua orang telah jatuh ke dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 2:23).
Kiranya melalui artikel, arti manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, Anda dapat mengerti. Bahwa manusia telah berdosa dan gambar Allah yang sempurna. Hanya ada di dalam Yesus dan Yesuslah yang harus menjadi pusat dari kehidupan, kerinduan, penyembahan, dan pemberitaan kita baik itu melalui tulisan dan lisan (Galatia 2:20 dan 1 Yohanes 1:3). AMIN
Baca Juga
- Allah yang berfirman maka alam semesta berserta isinya ada Kejadian 1
- Penciptaan hari keempat sampai hari keenam semua itu menunjukkan kemuliaan Allah
__________________________________________________
Sumber bacaan:
http://www.freebiblecommentary.org/pdf/ind/VOL01AOT_indonesian.pdf (Jika Anda ingin mendowload PDF COMMENTARY Bob Utley)
https://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=1&chapter=1&verse=26
Posting Komentar untuk " Arti Manusia Diciptakan Segambar Dan Serupa Dengan Allah"
Silahkan Berkomentar